JAKARTA – Pesan utama Menpar Arief Yahya saat roadshow ke stakeholder konektivitas direspons positif oleh Garuda Indonesia. Yakni mengajak maskapai sebagai industri Akses dalam 3A (Atraksi Akses Amenitas) untuk bergabung di program Hot Deals Visit Wonderful Indonesia (ViWI)
Program ViWI sendiri menurut Menteri Arief Yahya adalah menggabungkan 3A itu, dan membuat paket di saat low seasons. Tiga produk yang dipaketkan itu, jika dihitung akan jauh lebih murah dan lebih menarik untuk mengisi kapasitas kosong yang pasti ada di saat low seasons.
“Program ViWI ada tiga, Hot Deals, Calendar of Events dan Destinasi Digital. Nah, hot deals itu adalah membuat package bersama, sehingga mendapatkan harga yang tidak bisa ditolak oleh customers. Itu yang akan kita promosikan sesuai DOT, destinasi originasi timeline,” ungkap Menpar Arief Yahya.
Harga masing-masing industri (3A) itu tidak akan diketahui, karena dijual dalam satu paket. Menpar Arief mengingatkan, agar jangan khawatir, tidak akan merusak pasaran, karena hanya dijual pada saat low seasons, saat seats nya kosong.
Agenda road show 3A, Senin 5 Februari itu akhirnya berbuah manis. Konsep Indonesia incorporated makin kuat digelembungkan. Respon positif pun diberikan Garuda Indonesia. Maskapai milik pemerintah itu bahkan menjanjikan kenaikan international flight seats di tahun 2018 ini. Besarannya pun maksimal, sampai 20%.
Seperti diketahui, Kantor Garuda Indonesia jadi lokasi kesekian dari road show Menpar, Senin (5/2). Lokasinya ada di Gedung Manajemen Garuda Indonesia, Garuda City, Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta.
Karakter enerjik Menpar pun disambut langsung oleh Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala N. Mansury. Pujian pun diberikan Menpar atas prestasi Garuda tahun ini.
Ya, Garuda membukukan quattrick penghargaan The World’s Best Cabin Crew dari SKYTRAX. Pujian itu diterima mereka beruntun sejak 2014 lalu. Garuda juga meraih ASEANTA Awards: Best ASEAN Airlines Program, “Ayo Liburan”. Berkolaborasi dengan Bank BNI, Garuda pun menyediakan
bundling servis. Bentuknya tiket, akomodasi, dan jasa guide di destinasi pariwisata.
“Garuda memang luar biasa. Banyak prestasi yang diraih. Garuda memang sistem yang besar. Inilah alasan mengapa kami beraudiensi dengan mereka. Sebab, pariwisata Indonesia butuh dukungan penuh untuk konektivitas udaranya,” ungkap Menpar.
Memiliki rapor yang bagus, Garuda pun siap sebagai pilar konektivitas udara. Caranya? Meningkatkan available seat kilometer hingga 20%. Frekuensi flight jadi 5.559 kali, lalu seat-nya 1,2 juta. Peningkatan produksi tersebut di luar penerbangan middle east. Menpar menambahkan, penambahan rute baru dan frekuensi flight berpeluang mengatrol jumlah
kedatangan wisatawan mancanegara (wisman).
“Kami butuh tambahan seats internasional untuk pemenuhan target 25 juta. Saat ini masih kurang 1,1 juta. Dengan rute baru dan penambahan frekuensi, beban itu akan berkurang. Kami optimistis jumlah wisatawan
akan tumbuh sesuai harapan,” lanjutnya.
Pertumbuhan Garuda cukup signifikan pada 2017. Prosentase wisman yang terbang dengan Garuda naik 20,8%. Angka riilnya sekitar 4,8 juta wisman. “Apa yang Garuda lakukan tahun lalu sangat bagus. Kenaikan
20,8% tinggi. Hal ini sebanding dengan pelayanan yang mereka berikan. Dengan komitmen kuat, Garuda akan terus tumbuh ditahun ini,” tutur Menpar.
Mengacu rerata on time performance (OTP). Garuda memiliki akurasi waktu 88,53%. Garuda dinilai yang on time bersama empat maskapai lainnya. Mengusung ambisi besar, target tinggi pun dicanangkan tahun ini. Mereka berencana mengangkut penumpang internasional sebanyak 5,8 juta orang. Jumlah ini naik signifikan sekitar 1 juta wisman.
Bagaimana caranya memenuhi target tersebut? Garuda memiliki poros andalan. Tiongkok, Taiwan, dan Hong Kong menjadi market gemuk mereka. Mengacu data Kemenpar, Tiongkok berada di daftar teratas pemasok wisman terbesar. Angkanya sekitar 1,9 juta di 2017, lalu tumbuh 42,22%.
Dua poros lainnya? Taiwan cukup produktif dengan kontribusi 199,05 ribu wisman. Perlahan tapi pasti, Taiwan tumbuh 2%. Untuk Hong Kong berkontribusi 77,3 ribu. Tumbuh 0,17%. Selain Asia, Garuda juga memiliki pasar bagus di Asia Pasific atau ASA.
“Penambahan rute baru harus dilakukan. Sebab, pemetaannya sudah jelas. Tiongkok memang market besar. Namun, kota-kota baru harus coba dikembangkan. Australia punya kemampuan spending yang besar. Potensi kota-kota lain di sana harus dikaji lagi,” lanjutnya.
Selain Tiongkok, Eropa merupakan pasar bagus bagi pariwisata Indonesia. Wisman Eropa ada 1,74 juta wisman, lalu tumbuh 14,12%. Ada juga potensi Australia (1,10 juta), Singapura (1,31 juta), India (434,19 ribu), hingga Malaysia (1,09 juta). Mendukung target Garuda, berencana memiliki armada sebanyak 144 fleet. Rinciannya 110 narrow body, lalu 34 wide body. Citilink pun menopang dengan 50 armada.
“Garuda tetap mendukung upaya Kemenpar. Kami juga sudah memiliki kalkulasi terkait potensi untuk pengembangan pasar. Penambahan available seat 20% untuk rute internasional realistis. Dengan sinergi bersama Kemenpar ini, kami optimistis bisa mencapai target,” pungkas Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala N. Mansury.
Kegiatan bertema “Children At Your Services” adalah program kolaborasi IAS dengan UNICEF dengan memperkenalkan profesi-profesi dunia aviasi kepada anak-anak.
…DetailsBisnis jasa kurir/ekspedisi yang tahan banting bahkan ketika krisis, melaju pesat dan mencatatkan pertumbuhan dua digit selama beberapa tahun terakhir
…DetailsKerjasama ini adalah langkah strategis kedua maskapai beri nilai tambah pengguna jasanya sekaligus mendukung pertumbuhan aktivitas bisnis dan pariwisata kedua negara
…DetailsKehadiran cabang utama ini memainkan peran penting dalam membantu pelaku usaha lokal memperluas distribusi produk, di pasar lokal maupun nasional
…Details