
JAKARTA – 21 Maret 2019. Lion Air (kode penerbangan JT) member of Lion Air Group memberikan
informasi terbaru sehubungan dengan layanan dan operasional penerbangan setelah penghentian
sementara (temporary grounded) pengoperasian 10 (sepuluh) unit pesawat Boeing 737 MAX 8 sejak 12 Maret
2019 sampai dengan waktu yang ditentukan kemudian.
Lion Air menginformasikan, bahwa dengan adanya temporary grounded penerbangan Lion Air tetap
beroperasi normal. Lion Air meminimalisir dampak yang timbul agar operasional dapat berjalan dengan baik
dan tidak terganggu. Lion Air tetap melayani rute-rute yang selama ini dioperasikan Boeing 737 MAX 8
dengan mengganti menggunakan armada Lion Air lainnya. Lion Air mengoperasikan berbagai tipe pesawat,
terdiri dari 70 Boeing 737-900ER (215 kelas ekonomi), 38 Boeing 737-800NG (189 kelas ekonomi) dan tiga
Airbus A330-300 (440 kelas ekonomi).
Lion Air senantiasa memberikan layanan terbaik kepada pelanggan dengan mengutamakan faktor
keselamatan dan keamanan penerbangan (safety first).
Lion Air melakukan berbagai strategi tepat bertujuan agar operasional penerbangan konsisten pada level
terbaik, sehingga memberikan dampak positif terhadap tingkat ketepatan waktu penerbangan (on time
performance/ OTP).
Tingkat ketepatan waktu penerbangan Lion Air selama dua minggu di Maret 2019 mencatatkan rata-rata
OTP 88,24%.
Dalam upaya mempertahankan tingkat ketepatan waktu serta menjawab pergerakan penumpang dan
pesawat, Lion Air melaksanakan koordinasi intensif bersama pihak terkait guna memastikan kelancaran
operasional penerbangan setiap hari.
Lion Air mengoptimalkan pesawat dengan menjalankan rotasi (pergerakan pesawat) disesuaikan jarak pada
rute, infrastruktur bandar udara, tingkat keterisian penumpang (demand) dan lainnya. Lion Air menggunakan
sistem yang terstruktur dan koordinasi yang berkesinambungan antara perawatan pesawat (maintenance),
tim operasional serta keputusan yang cepat (quick action) dalam menentukan rotasi baru apabila ada
hambatan yang terjadi di lapangan (irregularities) guna mengurai dampak keterlambatan penerbangan.
Untuk pengaturan operasional pesawat, Lion Air memiliki utilisasi 8-9 jam per hari, rata-rata enam pesawat
menjalani perawatan (schedule maintenance) serta empat pesawat sebagai cadangan (stand by).
Lion Air menerapkan standar operasional prosedur pengoperasian pesawat udara sesuai aturan dan petunjuk
dari pabrik pembuat pesawat, termasuk pemeliharaan pesawat, pengecekan komponen pesawat, pelatihan
awak pesawat serta hal lainnya. Lion Air juga mengikuti prosedur yang diterapkan oleh DKPPU (Direktorat
Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara), Kementerian Perhubungan RI.
Lion Air selalu melaksanakan budaya keselamatan (safety culture) di seluruh lini operasional penerbangan.
Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi melantik Marsekal Muda TNI Mohammad Syafii sebagai Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) yang baru di Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, Jumat (21/2).
…DetailsDalam upaya memperkuat kapasitas sumber daya manusia (SDM) di sektor penerbangan, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDMP)
…DetailsMenteri Perhubungan Dudy Purwagandhi bertemu dengan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Rabu (19/2). Pertemuan yang berlangsung di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta ini.
…DetailsJ&T Express sebagai perusahaan logistik berskala global meraih pengakuan bergengsi dengan masuk dalam daftar Asia-Pacific's Best Companies of 2025 versi TIME dan Statista.
…Details