JAKARTA- PT Angkasa Pura I (AP I) memutuskan untuk memperketat pengamanan pada bandara-bandara kelolaannya di seluruh Indonesia.

Pengetatan keamanan ini dilakukan menyusul aksi massa 22 Mei hari ini, di beberapa titik di Jakarta, seperti di sekitar Gedung Bawaslu Jalan MH Thamrin, Tanah Abang dan Petamburan.

Direktur Utama AP I Faik Fahmi mengatakan, pihaknya telah mengeluarkan surat edaran di 15 bandara yang dikelolanya untuk mengetatkan keamanan.

Dan untuk masalah tiket pesawat yang dianggap mahal oleh masyarakat menyebabkan pengguna pesawat berkurang. Penurunan jumlah penumpang ini menggerus pendapatan pengelola bandara, PT Angkasa Pura I atau Airport.

Direktur Utama AP I Faik Fahmi mengatakan, pihaknya kehilangan pendapatan mencapai Rp 300 miliar sejak awal tahun hingga Mei 2019.

"Jadi penurunan traffic sampai dengan Mei ini ya ke kita itu sekitar 15-20% penurunannya dibandingkan tahun lalu. Dampak terhadap finansial hitungan kita kemarin sampai dengan bulan Mei sekitar Rp 300 miliar, dari awal tahun," kata Faik saat menggelar buka puasa bersama dengan media di Plaza Indonesia, Jakarta, Rabu (22/5/2019).

Pihaknya berharap pada bulan-bulan berikutnya jumlah pengguna pesawat bisa kembali meningkat. Dengan demikian pendapatan perusahaan bisa membaik.

"Nah tapi ini mudah-mudahan bisa kita recovery di periode berikutnya ini ya. Jadi dampak secara langsung Rp 300 miliar," sebutnya.

Dia melanjutkan, pihaknya bakal mendorong pendapatan dari sektor lainnya di luar aktivitas penerbangan pesawat.

"Jadi yang Rp 300 miliar kan penurunan dari pendapatan aero. Non aeronya kan masih bisa ditingkatkan. Jadi in total revenue kita masih bisa kita capai," tambahnya.