Yogyakarta, 11 Februari 2019 –Progres pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta (New Yogyakarta International Airport/NYIA) di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta untuk tahap operasional terminal internasional telah mencapai 53 persen hingga minggu ke-30 pelaksanaan pekerjaan atau 6 Februari 2019.
Saat pengoperasian terminal internasional pada April 2019 nanti, fasilitas sisi udara (airside) yang meliputi landas pacu, rapid taxiway 1, holding bay 1, paralel taxiway, exit taxiway, dan apron ditargetkan rampung 100 persen. Sedangkan fasilitas sisi darat (landside) seperti gedung terminal seluas 12 ribu meter persegi, gedung penunjang (seperti gedung PKP-PK, kargo dan EMPU, asjid, Main Power House (MPH), gedung administrasi) juga tuntas 100 persen.
“Kami optimistis dapat menyelesaikan proyek pembangunan salah satu bandara terbesar di Indonesia ini sesuai jadwal yang telah tetapkan. Pada minggu kedua Maret nanti ditargetkan proses verifikasi oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (DJPU) Kementerian Perhubungan RI dapat dilakukan. Saat pengoperasian terminal internasional, progres pembangunan NYIA secara keseluruhan telah mencapai 50 persen, dengan terminal seluas 12 ribu meter persegi, runway sepanjang 3.250 x 45 meter, 4 unit garbarata, serta area parkir yang mampu menampung hingga 500 kendaraan," ujar Direktur Utama Angkasa Pura I Faik Fahmi.
NYIA merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang diamatkan oleh Pemerintah RI kepada Angkasa Pura I. NYIA mendesak untuk dibangun mengingat Bandara Adisutjipto yang ada saat ini sudah dalam kondisi _lack of capacity_.
Desember 2019 nanti pembangunan NYIA akan selesai 100 persen untuk pembangunan fase 1. NYIA akan punya terminal seluas 210 ribu meter persegi berkapasitas 14 juta penumpang per tahun, 9 kali lipat dari kapasitas Bandara Adisutjipto.
“NYIA akan menjadi bandara terbesar ketiga di Indonesia setelah Bandara Soekarno-Hatta di Banten dan Bandara I Gusti Ngurah Rai di Bali. Kehadiran NYIA diharapkan akan mampu meningkatkan kunjungan wisatawan ke Yogyakarta serta memiliki multiplier effect yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi, perdagangan, dan logistik di Yogyakarta dan sekitarnya,” tambah Faik.
Angkasa Pura I sebagai pemrakarsa proyek NYIA juga telah memerhatikan sisi mitigasi potensi bencana di wilayah pantai selatan Yogyakarta. Landas pacu NYIA dibangun pada ketinggian 7,8 meter di atas permukaan laut (mdpl) dan berjarak satu kilometer dari pantai. Sementara apron berada 8 mdpl dan terminal 9 mdpl. Bangunan terminal juga telah dirancang tahan terhadap ancaman gempa bumi hingga 8,8 skala richter.
Menurut Faik, hadirnya NYIA merupakan wujud komitmen Angkasa Pura I dalam mendukung pengembangan konektivitas udara dan pendorong pengembangan wilayah. Bagi penguna jasa, keberadaan NYIA akan meningkatkan _level of service_ dalam aspek pelayanan, dengan tetap mengedepankan aspek keselamatan dan keamanan. “Harapannya, Daerah Istimewa Yogyakarta akan menjadi semakin istimewa dengan hadirnya NYIA,” ujar Faik.
Kegiatan bertema “Children At Your Services” adalah program kolaborasi IAS dengan UNICEF dengan memperkenalkan profesi-profesi dunia aviasi kepada anak-anak.
…DetailsBisnis jasa kurir/ekspedisi yang tahan banting bahkan ketika krisis, melaju pesat dan mencatatkan pertumbuhan dua digit selama beberapa tahun terakhir
…DetailsKerjasama ini adalah langkah strategis kedua maskapai beri nilai tambah pengguna jasanya sekaligus mendukung pertumbuhan aktivitas bisnis dan pariwisata kedua negara
…DetailsKehadiran cabang utama ini memainkan peran penting dalam membantu pelaku usaha lokal memperluas distribusi produk, di pasar lokal maupun nasional
…Details