Jakarta – Pembangunan east connecting taxiway di Bandara Internasional Soekarno-Hatta hampir rampung. Saat ini, progres proyek tersebut telah mencapai 98%.
Menyusul hal itu, PT Angkasa Pura II (Persero) menargetkan east connecting taxiway (ECT) yang merupakan jalur penghubung antara runway 1 dan runway 2 itu dapat dioperasikan dalam waktu dekat pada tahun ini.
Adapun ECT membuat proses pesawat lepas landas (take off) dan mendarat (landing) menjadi lebih cepat, sehingga membuat antrian pesawat di runway bisa diminimalisir.
President Director Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan pembangunan infrastruktur di sisi udara itu berjalan lancar dan progress hingga pertengahan bulan ini sudah mencapai 98%.
“Saat ini Bandara Soekarno-Hatta sudah memiliki west connecting taxiway. Nantinya dengan adanya east connecting taxiway, maka pesawat memiliki alternatif lain untuk berpindah dari sisi utara ke sisi selatan mau pun sebaliknya.”
“Jadi, pesawat bisa lebih cepat merapat ke terminal penumpang setelah landing, atau bisa segera take off saat dari terminal,” ujar Muhammad Awaluddin.
East connecting taxiway dibangun dengan dua lajur, di mana masing-masing lajur memiliki lebar 25 meter serta lebar bahu 2x7,5 meter, dan bisa mengakomodir hingga pesawat berukuran besar atau berbadan lebar (widebody).
Panjang lintasan east connecting way tersebut sekitar 2 kilometer, yang langsung menghubungkan taxiway di runway utara dengan taxiway di runway selatan.
Adanya runway 3 ditambah dengan east connecting taxiway membuat Soekarno-Hatta mampu menangani lebih banyak penerbangan. Hal ini tentunya membuat Soekarno-Hatta bisa memperluas konektivitas penerbangan guna mendukung pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Selain berfungsi meningkatkan kapasitas penerbangan, east connecting taxiway juga memiliki desain yang turut mendukung Soekarno-Hatta menjadi salah satu ikon kebanggaan Indonesia.
East Connecting Taxiway ini membentang tepat di pintu masuk Soekarno-Hatta, berada di atas jalan raya tempat kendaraan bermotor lalu lalang sehingga masyarakat dapat melihat langsung keberadaan infrastruktur tersebut.
Tepat di bagian yang membentang di jalan raya, dibangun kanopi berkonsep“Cakrawala” sebagai pelindung jalur penghubung runway itu.
Konsep “Cakrawala” memiliki arti sebagai batas transisi antara terang dan gelap, sebagai pembentuk ruang perpindahan antara dua tempat yang berbeda dari sisi suasana dan nuansa.
Desain kanopi ini menghadirkan kontras pencahayaan antara kanopi dan landscape sehingga menciptakan pemandangan yang dramatis dan memberikan kesan lembut.
“Kami berharap desain kanopi east connecting taxiway ini dapat turut mendukung Soekarno-Hatta sebagai ikon di Indonesia dan menjadi kebanggaan masyarakat Indonesia. Kanopi berkonsep Cakrawala ini sekaligus membuat wajah Soekarno-Hatta semakin indah,” ujar Muhammad Awaluddin.
Bandara Internasional Soekarno-Hatta merupakan bandara terbesar dan tersibuk di Indonesia dengan jumlah penumpang setiap tahunnya berkisar 60-70 juta penumpang. Pengembangan terus dilakukan di Soekarno-Hatta di mana nantinya antara lain akan ada pembangunan Terminal 4 dan Kawasan Cargo Village.
Kegiatan bertema “Children At Your Services” adalah program kolaborasi IAS dengan UNICEF dengan memperkenalkan profesi-profesi dunia aviasi kepada anak-anak.
…DetailsBisnis jasa kurir/ekspedisi yang tahan banting bahkan ketika krisis, melaju pesat dan mencatatkan pertumbuhan dua digit selama beberapa tahun terakhir
…DetailsKerjasama ini adalah langkah strategis kedua maskapai beri nilai tambah pengguna jasanya sekaligus mendukung pertumbuhan aktivitas bisnis dan pariwisata kedua negara
…DetailsKehadiran cabang utama ini memainkan peran penting dalam membantu pelaku usaha lokal memperluas distribusi produk, di pasar lokal maupun nasional
…Details