Tangerang (27/1/2019) Peningkatan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) terhadap peningkatan pelayanan kesehatan pada pasien yang mengalami trauma dan kecelakaan merupakan hal yang sangat penting. Hal tersebut untuk menekan angka kematian pada pasien trauma dan kecelakaan seperti misalnya penyakit jantung dan pembuluh darah.
Pada faktanya, penyakit jantung dan pembuluh darah hingga saat ini memang masih menjadi penyebab utama kematian tertinggi di dunia, termasuk Indonesia. Angka kematian sebagian besar masih disebabkan oleh kasus - kasus trauma dan kardiovaskuler.
Menanggapi hal tersebut, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara melalui Balai Kesehatan Penerbangan, menaruh perhatian khusus dengan menyelenggarakan Pelatihan Basic Trauma Cardiovascular Life Support (BTCLS) yang diikuti oleh 14 orang tenaga perawat, Basic Life Support (BLS) serta Basic First Aid yang diikuti oleh 5 orang dokter gigi, 19 orang penunjang medis, 2 tenaga administrasi dan 7 orang security, yang berlangsung pada tanggal 25-27 Januari 2019 di Tangerang, Serpong.
Kegiatan BTCLS untuk perawat membutuhkan pelatihan yang lebih intensif sehingga akan dilanjutkan kembali pada tanggal 1 s/d 3 Februari 2019. Hal tersebut mengingat pada UU RI No. 38 tahun 2014 Tentang Keperawatan, pasal 35 yang menyatakan bahwa dalam keadaan darurat, perawat dapat melakukan tindakan medis dengan pemberian obat sesuai dengan kompetensinya. Ditambah lagi dengan adanya tuntutan akreditasi yang mengharuskan seorang perawat harus memiliki sertifikasi pelatihan khusus, salah satunya BTCLS dan ACLS.
Kepala Balai Kesehatan Penerbangan, Sri Murani Ariningsih, dalam sambutan nya menyampaikan bahwa, "Pelatihan BTCLS, BLS, dan Basic First Aid sangat penting bagi pelaku kesehatan untuk menambah kompetensi dasar kegawatdaruratan dalam upaya menurunkan angka kematian pada pasien trauma dan kecelakaan."
Sri Murani menambahkan bahwa semua petugas kesehatan berkewajiban untuk memberikan pertolongan kegawatdaruratan dengan tepat dan cepat, terutama perawat yang berada di garis terdepan, baik di fasilitas pelayanan kesehatan maupun di area pra-rumah sakit.
Oleh karena itu, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara bersama dengan para pelaku petugas kesehatan akan terus berupaya untuk meningkatkan kualitas dalam memberikan pertolongan kegawatdaruratan dengan tepat dan cepat melalui pelatihan ini.
Adapun tujuan dari pelatihan ini diharapkan kepada pelaku kesehatan untuk dapat memahami sistem penanggulangan penderita gawat darurat terpadu. Mampu mengidentifikasi keadaan yang mengancam nyawa pada penderita kegawatdaruratan kardiovascular. Mampu memahami konsep dasar penanggulangan penderita kegawatdaruratan kardiovaskuler dan trauma sesuai standar. Mampu melakukan penanganan penderita gawat darurat kardiovaskuler dan trauma berdasarkan prioritas masalah. Serta mampu melakukan triage, baik di lokasi bencana ataupun unit gawat darurat
Pada penutupan kegiatan pelatihan, Sri Murani menyampaikan apresiasinya kepada para peserta. "Dalam upaya meningkatkan kompetensi dan mendapatkan sertifikasi pada pelatihan keahlian ini, saya sangat mengapresiasi antusias para peserta dalam melaksanakan kegiatan Pelatihan Basic Trauma Cardiovascular Life Support (BTCLS) dan Basic Life Support (BLS), Basic First Aid," pungkasnya.
Pada akhirnya, pelatihan yang dilakukan diharapkan dapat menghasilkan manfaat untuk kita semua terutama bagi pelaku kesehatan di dalam melaksanakan pelayanan nya.
Kegiatan bertema “Children At Your Services” adalah program kolaborasi IAS dengan UNICEF dengan memperkenalkan profesi-profesi dunia aviasi kepada anak-anak.
…DetailsBisnis jasa kurir/ekspedisi yang tahan banting bahkan ketika krisis, melaju pesat dan mencatatkan pertumbuhan dua digit selama beberapa tahun terakhir
…DetailsKerjasama ini adalah langkah strategis kedua maskapai beri nilai tambah pengguna jasanya sekaligus mendukung pertumbuhan aktivitas bisnis dan pariwisata kedua negara
…DetailsKehadiran cabang utama ini memainkan peran penting dalam membantu pelaku usaha lokal memperluas distribusi produk, di pasar lokal maupun nasional
…Details