Breaking News:
Wednesday, 22 November 2017
AirNav Bersyukur Nilai Keselamatan Indonesia Lampaui Rata- Rata Dunia

Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Perum LPPNPI) atau yang lebih dikenal AirNav Indonesia, menyampaikan rasa syukurnya atas capaian Indonesia dalam meraih nilai keselamatan di atas rata-rata dunia pada audit keselamatan USOAP (Universal Safety Oversight Audit Programme) yang dilakukan oleh ICAO (International Civil Aviation Organization). Hasil audit secara langsung 

(on-site) pada proses ICVM (ICAO Coordinated Validation Mission) yang dilakukan pada 1018 Oktober 2017 lalu menghasilkan nilai keselamatan Indonesia mencapai 81,15%, melampaui nilai rata-rata pemenuhan standar keselamatan penerbangan dunia yang berada pada batas 64,71%. 
 
Direktur Utama AirNav Indonesia, Novie Riyanto saat memberikan keterangan resmi di Jakarta pada Selasa (21/11) mengatakan bahwa seluruh stakeholder penerbangan dan masyarakat Indonesia patut bersyukur terhadap capaian luar biasa ini. “Pada tahun 2016 lalu Indonesia mendapatkan nilai 51,61% kemudian tahun ini meningkat signifikan menjadi 81,15%. Hal ini merupakan bukti kerja nyata yang dilakukan oleh seluruh stakeholder penerbangan di tanah air. Sesuai dengan instruksi dari Presiden Joko Widodo dan motivasi serta dorongan yang disampaikan oleh Menteri Perhubungan, keselamatan penerbangan di ruang udara Indonesia wajib selalu diutamakan bahkan terus ditingkatkan,” ungkap Novie. 
 
Dijelaskannya, terdapat delapan aspek yang menjadi sorotan ICAO dalam audit USOAP. Aspek navigasi penerbangan (Air Navigation Services/ANS) menjadi salah satu yang memberikan dampak signifikan bagi peningkatan keselamatan penerbangan Nusantara. “ANS mendapatkan nilai 86% pada tahun ini, meningkat signifikan dibandingkan tahun 2016 yakni 56%. Nilai ini jauh melampaui nilai rata-rata negara-negara di Asia Pasifik yang memiliki nilai 59,56%, ASEAN 64% bahkan dunia 65%. Keselamatan navigasi penerbangan Indonesia kini dapat bersaing secara global,” ujarnya. AirNav menyadari, peningkatan nilai ini merupakan buah dari koordinasi dan kolaborasi yang baik dengan regulator dan stakeholder lainnya. 
 
AirNav Indonesia yang merupakan satu-satunya penyelenggara pelayanan navigasi penerbangan di ruang udara Indonesia, menjadikan keselamatan sebagai bisnis utama. “Ada 77 item penilaian yang berkaitan dengan aspek navigasi penerbangan dan tim ICAO mengambil sampel penilaian dengan melakukan kunjungan ke Kantor Cabang JATSC di Jakarta dan Kantor Cabang Medan,” terang Novie. Disampaikannya, dari puluhan item penilaian tersebut, ada beberapa aspek utama yang meningkat dari penilaian sebelumnya, antara lain pemenuhan terhadap aturan dan regulasi, Safety Management System (SMS), penerapan PBN dan budaya reporting. 
 
Kantor layanan AirNav di seluruh Indonesia mendapatkan sertifikasi dari Kementerian Perhubungan. Total sebanyak 190 sertifikasi yang terdiri dari Civil Aviation Safety Regulation (CASR) 171, 172, 173, 175 telah diterbitkan baik untuk layanan, peralatan maupun personel navigasi penerbangan AirNav Indonesia. Hingga saat ini 97 Cabang telah mendapat sertifikasi CASR 171, 66 Cabang CASR 172, satu CASR 173 untuk Kantor Pusat AirNav Indonesia dan CASR 175 untuk 25 Cabang serta satu Notam (Notice to Airmen) Office. Adapun 122 sertfikasi yang terdiri dari 57 Cabang CASR 171, 58 Cabang CASR 172 dan tujuh Cabang CASR 175 masih dalam proses dan dikejar untuk segera diselesaikan secepat mungkin. Selain itu, personil dan fasilitas yang digunakan AirNav juga mendapatkan sertifikasi secara berkala.  
 
Peningkatan kompetensi personel navigasi penerbangan ini direkam dan diperbarui secara berkala menggunakan sistem personalia berbasis daring yang dikembangkan oleh AirNav Indonesia yaitu HRIS (Human Resources Information System). Terdapat pula aplikasi berbasis daring lain, SWORD (Safety Now Online on Record & Document), yang dapat diakses oleh personel navigasi penerbangan AirNav Indonesia untuk dapat mengetahui regulasi dan aturan yang relevan seputar pelayanan navigasi penerbangan baik internal perusahaan, nasional maupun internasional.  
 
Selain sertifikasi, pembuatan dan pembaruan standard operation procedure (SOP) untuk pelayanan navigasi penerbangan juga terus dilakukan menyesuaikan dengan penerapan teknologi yang lebih mutakhir serta kebutuhan operasional di lapangan. Terdapat pula di dalamnya contingency plan dan alur koordinasi dengan pihak luar yang terus disesuaikan dengan aturan dan regulasi yang berlaku. 
 
“Dari sisi prosedur, kami melakukan Performance-Based Navigation (PBN) dengan mengimplementasikan SID RNAV-1 dan STAR RNAV-1. Prosedur ini meningkatkan efisiensi pergerakan pesawat udara sehingga mengurangi penggunaan avtur dan dapat meningkatkan kapasitas ruang udara,” terang Novie. Aspek lain yang juga penting adalah sistem reporting terhadap keselamatan penerbangan. AirNav telah memiliki sistem EFFORT yang merupakan sistem pelaporan berbasis web. Seluruh pihak dapat melaporkan kejadian yang terkait dengan layanan navigasi, dan nanti sistem akan melihat apakah hal tersebut masuk kategori hazard, incident hingga accident. “Ini menjadi basis bagi kami untuk melakukan perbaikan dan peningkatan keselamatan,” pungkasnya.

Author: Eko Nugroho
GO Ina

Bea Cukai fasilitasi pengiriman 900 paket parasut untuk Air Drop bantuan kemanusiaan yang dilakukan TNI melalui pesawat TNI AU di Gaza, Palestina

Details
April 12, 2024

Monitoring juga memastikan untuk meningkatkan kualitas layanan pendukung yang diberikan kepada penumpang dan pengguna bandara secara keseluruhan.

Details
April 9, 2024

Menjelang buka puasa, anak-anak binaan Yayasan Kumala mengikuti sosialisasi pemilahan sampah yang kemudian dilombakan secara berkelompok

Details
April 5, 2024

TIKI siap menjadi mitra pengiriman yang andal bagi seluruh masyarakat Indonesia yang merayakan Hari Raya Idul Fitri

Details
April 4, 2024

GENERAL NEWS