
Kondisi cuaca yang kurang baik dan kabut tebal, Batik Air memutuskan pengalihan pendaratan ke Makassar.
Lion Air Group berkomitmen dalam memenuhi serta menjalankan seluruh aturan yang telah ditetapkan,
demi menjaga kenyamanan, keselamatan dan keamanan penerbangan.
GORONTALO – Batik Air, maskapai layanan penuh (full services airlines) yang tergabung dalam Lion Air Group menyampaikan informasi tentang penerbangan ID 6242 rute Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng (CGK) menuju Bandar Udara Djalaluddin, Gorontalo (GTO). Pesawat Airbus A320 sesuai jadwal kedatangan pukul 06.00 WITA tidak dapat mendarat dikarenakan cuaca kurang baik dan kabut tebal, yang menyebabkan jarak pandang (visibilitas) terbatas.
Untuk alasan keselamatan, pilot melakukan go-around atau over shooting, yaitu manuver standar dari
pesawat udara untuk membatalkan proses pendaratan (landing). Pesawat berputar-putar (holding) hingga 60 menit. Batik Air berkoordinasi dengan pengelola bandar udara, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan AirNav sebagai pengatur lalu lintas udara, akhirnya diputuskan untuk pengalihan pendaratan
(divert) ke Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar (UPG).
Setelah mendapatkan informasi tentang cuaca membaik dan bandar udara dinyatakan aman untuk proses
penerbangan, Batik Air menerbangkan kembali dengan jadwal terbaru yang berangkat dari Makassar. Pesawat tiba di Gorontalo dengan selamat.Operasional penerbangan Batik Air dari Gorontalo berjalan normal kembali. Batik Air dengan nomor ID6243 telah mengundara dengan membawa 61 penumpang dari Gorontalo, pesawat tiba di Cengkareng pukul 12.40
waktu setempat.
Kondisi ini merupakan force majeure, kejadian atau keadaan yang terjadi diluar kemampuan sumber daya
manusia dan perusahaan. Keterlambatan penerbangan ini terjadi hingga empat jam. Batik Air akan meminimalisir dampak yang timbul dari kondisi ini untuk rute-rute berikutnya.
Keselamatan, keamanan serta kenyamanan penumpang dan kru pesawat merupakan prioritas utama. Lion Air
Group berhasil menyelesaikan audit internasional mengenai keselamatan penerbangan, sehingga layak disejajarkan dengan airlines kelas dunia. Audit IOSA dirancang untuk menilai manajemen operasional serta
sistem kontrol maskapai. Batik Air telah mengantongi sertifikat IATA Operational Safety Audit (IOSA).
Batik Air menyatakan, patuh dan menjalankan kebijakan bandar udara, pemerintah selaku regulator dan
standar prosedur operasi (SOP) Grup Lion Air serta ketentuan internasional dalam menjalankan seluruh
jaringan operasional.
Melalui kesempatan ini, Lion Air Group menghimbau kepada media, pelanggan dan masyarakat, untuk
mengetahui perkembangan berikutnya hanya mengacu pada informasi yang diberikan secara resmi oleh Batik Air.
Hal ini yang ditawarkan oleh forwarder.ai dalam mengembangkan dua produk digital terbarunya, yakni Software as a service (SaaS) - Forwarder Scalable Intelligence System (Forsis) dan Forwarder Data Exchange (Fordex) berbasis API (Application Programming Interface).
…DetailsDalam rangka menyambut musim haji 1446 H / 2025 M, PT Integrasi Aviasi Solusi atau InJourney Aviation Services (IAS) bersama anak usahanya Gapura Angkasa, IAS Support (IASS), dan Angkasa Pura Support,
…DetailsPT Jasa Angkasa Semesta Tbk (JAS), perusahaan ground-handling terkemuka di Indonesia, dengan bangga meluncurkan Belt Conveyor Loader (BCL) hybrid pertamanya dalam sebuah seremoni khusus yang digelar di Terminal 3, Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
…DetailsPT. Citra Van Titipan Kilat (TIKI), perusahaan jasa pengiriman terkemuka di Indonesia, kembali menunjukkan komitmennya terhadap nilai-nilai kemanusiaan melalui kegiatan donor darah yang diselenggarakan bersama Palang Merah Indonesia (PMI) Pusat, bertempat di kantor TIKI Pemuda, Jakarta.
…Details