Breaking News:
Monday, 2 September 2019
KEDAULATAN PERBATASAN INDONESIA DENGAN ADANYA BANDARA MARATUA

Jakarta  2/9/2019 – Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan terus berupaya memperkuat kedaulatan negara dan memperlancar konektivitas melalui pembangunan bandara di wilayah 3T Tertinggal, Terluar dan Terdepan. Pembangunan bandara sejalan dengan amanat Peraturan Menteri (PM) No 39 tahun 2019 tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional. 

Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Polana B Pramesti menjelaskan, pembangunan bandara di wilayah 3T memiliki peran dan fungsi untuk mempererat wawasan nusantara dan kedaulatan negara dengan menghubungkan rute penerbangan dari daerah yang sulit dijangkau (terisolir) serta membutuhkan waktu lama dengan jalur darat dan laut. 

“Kami berkomitmen untuk membangun dan mengembangkan semua bandara di wilayah 3T dengan tujuan membuka akses sehingga masyarakat yang bermukim dapat terhubung dengan daerah lain,” tuturnya. 

Salah satu bandara yang dibangun Ditjen Hubud adalah Bandar Udara Maratua yang terletak di Kecamatan Maratua, Kabupaten Berau Provinsi Kalimantan Timur. Kecamatan Maratua  yang memiliki luas wilayah 4.119,54 Km2  terbagi menjadi 4 desa yaitu Maratua Payung Payung, Maratua Bohesilian, Maratua Teluk Alulu dan Maratua Teluk Harapan merupakan daerah kepulauan, maka sebagian besar wilayahnya merupakan perairan dan hanya bisa diakses melalui jalur laut maupun udara. Pulau ini merupakan salah satu pulau terluar di Indonesia karena berbatasan langsung dengan laut Philipina. 

Kepala Satuan Pelayanan Bandara Maratua, Zaldi Ardian menjelaskan, daerah Maratua dan sekitarnya merupakan daerah kepulauan, maka sebagian besar wilayahnya merupakan perairan yang potensial  untuk perikanan dan wisata dasar laut, sehingga Maratua menjadi salah satu tujuan wisata untuk  wisatawan domestik dan mancanegara.  

“Kehadiran Bandar Udara Maratua sangat penting dan dibutuhkan bagi masyarakat maupun wisatawan yang datang. Selain itu, kehadirannya juga dapat membantu meningkatkan perekonomian masyarakat setempat,” kata Zaldi. 

Zaldi menambahkan, Bandara Maratua mulai beroperasi sejak Juni 2017, penerbangan pertama dilayani charter maskapai Wings Air pada Mei disusul dengan layanan komersial long term charter Garuda Indonesia pada Oktober 2017. Bandar Udara Maratua diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo pada 25 Oktober 2018. 

“Rute penerbangan saat ini  meliputi Maratua – Berau, Maratua – Tarakan dan Maratua – Balikpapan dengan dilayani maskapai Transnusa dengan pesawat tipe  ATR 72 – 600 dan maskapai Susi Air dengan pesawat tipe C208-B,” sebut Zaldi. 

Bandar Udara Maratua memiliki runway (landas pacu) sepanjang 1.600 m x 30 m, taxiway 75 m x 18 m, apron 100 m x 70 m, terminal penumpang seluas 750 m2 (termasuk kantor administrasi).

Author: EN
GO Ina

Tidak ada pembatasan jumlah barang bawaan pribadi penumpang dan tetap mengacu pada PMK 203/2017 tentang Ketentuan Ekspor Dan Impor Barang Yang Dibawa Oleh Penumpang Dan Awak Sarana Pengangkut

Details
May 10, 2024

DJBC sadar sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat belum menjangkau masif sehingga timbul permasalahan yang dialami para importir seperti sekarang.

Details
May 10, 2024

Hasil penjualan didonasikan kepada penyandang disabilitas dan juga disumbangkan kepada 10 UMKM yang dimiliki oleh penyandang disabilitas.

Details
April 27, 2024

Bea Cukai fasilitasi pengiriman 900 paket parasut untuk Air Drop bantuan kemanusiaan yang dilakukan TNI melalui pesawat TNI AU di Gaza, Palestina

Details
April 12, 2024

GENERAL NEWS