
JAKARTA - Penyedia jasa logistik pelat merah, PT Bhanda Ghara Reksa (Persero) atau BGR Logistics, menargetkan belanja modal sebesar Rp116,38 miliar pada tahun ini. Salah satu fokus utamanya adalah membangun pergudangan dan belanja lahan baru.
VP Corporate Secretary BGR Logistics Fuad Adi Siswoyo mengungkapkan bahwa pihaknya akan membelanjakan modal sebesar Rp116, 38 miliar sepanjang 2019 ini.
"Belanja terbesar, yakni belanja bangunan gudang dan lahan sebesar Rp58,60 miliar, belanja armada Rp30,38 miliar serta belanja IT [information tecnology] sebesar Rp9,74 miliar," jelasnya.
Belanja tersebut guna menunjang kinerja BGR Logistics pada tahun ini. Dia menuturkan belanja gudang itu bisa termasuk pembangunan gudang ataupun perbaikan gudang yang sudah ada.
BGR terus melakukan penguatan bisnis salah satunya dengan melakukan transformasi perusahaan untuk menjadi perusahaan logistik digital pada tahun ini.
Direktur Utama BGR Logistics M. Kuncoro Wibowo menjelaskan bahwa sejumlah transformasi mulai dari sistem, bisnis, dan budaya perusahaan.
Adapun transformasi yang dilakukan BGR Logistics dari segi sistem di antaranya adalah dengan penerapan sistem Enterprise Resources Planning (ERP) SAP S/4 HANA per 1 Januari 2019, yang dalam hal ini BGR Logistics bekerja sama dengan PT Sygma Metrasys Solution, anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk.
BGR Logistics juga membangun monitoringuntuk gudang yang dinamakan Warehouse Integrated Application (WINA) dan untuk armada, Fleet Integrated and Order Monitoring Application (FIONA).
Dia mengusulkan, konsep National Warehouse Data Commodity atau Data Pergudangan Komoditas Nasional berbasis internet of things (IoT). Hal ini agar pasokan komoditas nasional tetap terjaga.
Dia menyebutkan, dalam menghadapi era Industri 4.0, perusahaan logistik sudah seharusnya melakukan transformasi. Hal tersebut untuk menjawab kebutuhan pelanggan yang menginginkan informasi cepat dan akurat guna memonitor pergerakan barang yang dimiliki.
"Dengan National Warehouse Data Commodity ini akan banyak memberikan manfaat kepada pemerintah dan pengguna jasa untuk mengeluarkan kebijakan berdasarkan data yang dikeluarkan dari sistem tersebut,” terangnya.
BGR Logistics berencana menyediakan National Warehouse Commodity untuk keperluan yang lebih luas dan tidak terbatas pada pergudangan. Konsep tersebut diharapkan dapat membantu pemerintah dalam mendapatkan data komoditas strategis yang akurat sekaligus mengelola gudang untuk komoditas tersebut.
Sebagai informasi, hingga Desember 2017, telah membukukan pendapatan sebesar Rp 1,12 triliun atau tumbuh 11,31% secara year on year (yoy). Adapun, untuk laba pada tahun 2017 mencapai Rp 60,95 miliar atau tumbuh 21,38%.
Hal ini yang ditawarkan oleh forwarder.ai dalam mengembangkan dua produk digital terbarunya, yakni Software as a service (SaaS) - Forwarder Scalable Intelligence System (Forsis) dan Forwarder Data Exchange (Fordex) berbasis API (Application Programming Interface).
…DetailsDalam rangka menyambut musim haji 1446 H / 2025 M, PT Integrasi Aviasi Solusi atau InJourney Aviation Services (IAS) bersama anak usahanya Gapura Angkasa, IAS Support (IASS), dan Angkasa Pura Support,
…DetailsPT Jasa Angkasa Semesta Tbk (JAS), perusahaan ground-handling terkemuka di Indonesia, dengan bangga meluncurkan Belt Conveyor Loader (BCL) hybrid pertamanya dalam sebuah seremoni khusus yang digelar di Terminal 3, Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
…DetailsPT. Citra Van Titipan Kilat (TIKI), perusahaan jasa pengiriman terkemuka di Indonesia, kembali menunjukkan komitmennya terhadap nilai-nilai kemanusiaan melalui kegiatan donor darah yang diselenggarakan bersama Palang Merah Indonesia (PMI) Pusat, bertempat di kantor TIKI Pemuda, Jakarta.
…Details