CARGO TIMES | Jakarta - PT Angkasa Pura II, pengelola 20 bandara di Indonesia, bersama stakeholder mempersiapkan langkah antisipasi dalam menghadapi cuaca ekstrem pada periode angkutan Natal dan Tahun Baru 2022/2023.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) 9 potensi hujan dengan intensitas signifikan pada 27 Desember 2022 - 2 Januari 2023.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam keterangannya pada 27 Desember 2022 menuturkan potensi hujan lebat hingga sangat lebat terjadi di sebagian wilayah: Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT.
VP of Corporate Communications AP II Cin Asmoro menyampaikan keselamatan dan keamanan penerbangan menjadi fokus utama perseroan dan seluruh pemangku kepentingan.
“AP II selaku operator bandara bersama Otoritas Bandara Kementerian Perhubungan, maskapai penerbangan, AirNav Indonesia selaku penyedia jasa navigasi penerbangan, dan stakeholder lainnya berkoordinasi dalam mengantisipasi cuaca ekstrem sebagaimana informasi yang disampaikan BMKG. Di samping aspek pelayanan, fokus bandara AP II juga pada aspek keselamatan dan keamanan penerbangan khususnya mengantisipasi potensi cuaca ekstrem."
“Sebagai bentuk kesiagaan, Bandara-bandara AP II juga siap mengaktifkan Emergency Response Plan sebagai prosedur apabila terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan dan tidak kita kecelakaan terkait keselamatan penerbangan,” ujar Cin Asmoro.
Prosedur Emergency Response Plan di antaranya adalah pengaktifan Emergency Operation Center sebagai lokasi yang direncanakan bagi para stakeholder untuk berkoordinasi dalam penanganan keadaan darurat.
Koordinasi di Emergency Operation Center akan melibatkan personel dari seluruh stakeholder yang berkolaborasi di dalam tim khususnya Safety Issue Team dan Safety Action Group.
“Pembentukan Safety Action Group melibatkan antara pemangku kepentingan lainnya di bandara seperti maskapai dan instansi terkait yakni pemerintah daerah, BNPB, SAR dan lain sebagainya untuk membahas tindakan langsung terkait penanganan keadaan darurat,” jelas Cin Asmoro.
Di Bandara Soekarno-Hatta (Banten), tim Emergency Operation Center menyatu dengan gedung Airport Operation Control Center (AOCC), serta memperkuat Mobile Command Post (MCP) sebagai pos komando bergerak guna merespons dengan cepat suatu keadaan darurat.
“Posko Keliling adalah bus berukuran besar dengan 10 roda. Kendaraan tersebut bisa bertransformasi menjadi suatu pos komando di mana badan bus dapat dilebarkan agar ruangan di dalam lebih luas. MCP dilengkapi dengan berbagai perangkat teknologi dan komunikasi terkini sebagai pusat komando, komunikasi, koordinasi dan pengambilan keputusan di lapangan ketika terjadi keadaan darurat,” ujar Cin Asmoro.
Cin Asmoro menambahkan secara berkala AP II pun melakukan pengecekan terhadap keterbatasan infrastruktur dan fasilitas di sisi udara.
"Sisi udara dan sisi darat menjadi prioritas. Di sisi udara dilakukan inspeksi terhadap kekesatan runway, taxiway dan apron serta fasilitas sisi udara. Pengecekan dilakukan juga terhadap sistem drainase bandara," jelas Cin Asmoro.
Di samping itu, AP II dan stakeholder juga secara rutin melakukan ramp check atau inspeksi keselamatan.
Tren wisata open trip dan desa wisata tidak hanya mengangkat potensi pariwisata, tapi juga menumbuhkan usaha lokal, mulai oleh-oleh, kuliner, dan cinderamata.
…DetailsJACC dapat menjadi wadah untuk menjalin silaturahmi para pelaku logistik kargo udara, karena sifat komunitas JACC adalah terbuka bagi siapa saja
…DetailsLangkah ini untuk mengantisipasi lonjakan jumlah penumpang, memastikan kenyamanan dan keamanan perjalanan udara bagi masyarakat.
…DetailsTIKI sebagai mitra kurir karena reputasinya yang sangat baik, berpengalaman, dengan jaringan yang luas dan kepercayaan selama puluhan tahun
…Details