Belum lama ini beredar informasi terpercaya tentang potensi ancaman gempa megathrust yang juga menimbulkan gelombang tsunami besar. Hal tersebut dibenarkan dan dikonfirmasi oleh oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) hingga BMKG menghimbau masyarakat agar waspada dan belajar tentang mitigasi bencana.
Karena hal itu, JNE menggelar acara pelatihan mitigasi bencana bagi karyawan. Selain teori, dalam acara ini juga diajarkan praktek langsung bagaimana harus bertindak saat gempa benar-benar melanda, dikutip dari jnews online.
Dalam hal ini JNE menggelar kegiatan bertajuk ‘Pelatihan Mitagasi Bencana Tanggap Darurat Nasional dalam Rangka Mengantisipasi Bencana Megathrust’ yang diikuti sekitar 190 peserta dari tim tanggap darurat gadung JNE yang ada di Jakarta dan beberapa gedung JNE di kantor cabang, seperti cabang Tangerang, Bekasi dan juga yang lainnya.
Kegiatan tersebut berlangsung dari tanggal 2-3 Otober 2024, di Ballroom Utama Lantai 7, JNE Tomang 11 dan JNE Tomang 3, Jakarta Barat. Acara juga digelar secara online sehingga tim tanggap darurat dari berbagai kantor cabang JNE di seluruh Indonesia bisa mengikutinya.
Pada acara pembukaan, hadir Presiden Direktur JNE M. Feriadi Soeprapto, Senior Vice President Q&A JNE Samsul Jamaluddin, Kepala Seksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sektor Kecamatan Grogol Petamburan Abdul Syukur dan beberapa perwakilan dari Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Jakarta Barat, yang sekaligus menjadi narasumber.
Dalam kesempatan ini, M. Feriadi menyatakan, JNE selalu peduli dengan yang namanya bencana atau musibah yang datangnya tidak bisa diprediksi. “Acara pelatihan mitigasi bencana ini menunjukan bahwa JNE sangat peduli. Meski bencana tidak bisa diprediksi karena merupakan kehendak Tuhan, tetapi JNE harus bisa mengantisipasi dan meminimalisir sehingga jumlah korban pun bisa diminimalisir, dan kalau bisa jangan ada korban,” ujarnya.
Dalam pemaparan teori seperti yang dibawakan oleh Virtus Dwi Indarto dari BPBD Jakarta Barat, dengan tema ‘Darurat Bencana’ bahwa bencana seperti gempa bumi bisa kapan saja terjadi, mengingat Indonesia rawan gempa.
“Untuk antisipasi yaitu terlebih dahulu menyelamatkan diri kemudian menyelamatkan orang lain. Misalnya sedang duduk di ruangan kantor dan terjadi gempa, maka selain bisa berlindung di bawah meja, juga bisa menggunakan kursi yang sedang diduduki untuk melindungi kepala terlebih dahulu,” jelas Virtus Dwi.
“Semua yang ada di sini adalah karyawan garda terdepan saat terjadi bencana yang ditugaskan oleh perusahaan, jadi semua adalah tim mitigasi bencana di JNE. Meski mempunyai tugas menyelamatkan orang lain yakni para karyawan JNE, tetapi jangan lupa diri sendiri juga harus selamat,” tutup Virtus.
Selain teori, dalam acara juga diajarkan praktek secara langsung bagaimana merespon yang benar bila benar-benar terjadi gempa. Diharapkan para peserta bisa menularkan pengetahuannya kepada para karyawan lain di kantor JNE masing-masing peserta berasal.
Tren wisata open trip dan desa wisata tidak hanya mengangkat potensi pariwisata, tapi juga menumbuhkan usaha lokal, mulai oleh-oleh, kuliner, dan cinderamata.
…DetailsJACC dapat menjadi wadah untuk menjalin silaturahmi para pelaku logistik kargo udara, karena sifat komunitas JACC adalah terbuka bagi siapa saja
…DetailsLangkah ini untuk mengantisipasi lonjakan jumlah penumpang, memastikan kenyamanan dan keamanan perjalanan udara bagi masyarakat.
…DetailsTIKI sebagai mitra kurir karena reputasinya yang sangat baik, berpengalaman, dengan jaringan yang luas dan kepercayaan selama puluhan tahun
…Details