Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno-Hatta (Karantina Soetta) melepas ekspor sarang walet senilai Rp 13 MiIiar atau 464.5 kg miIik PT. Tong Heng Investment Indonesia tujuan Republik Rakyat Tiongkok (Tiongkok), Jumat (6/10).
PT. Tong Heng Investment Indonesia merupakan perusahaan ke – 8 yang dapat menembus pasar sarang walet Tiongkok. Menyusul tujuh perusahaan Iainnya yang telah memenuhi persyaratan untuk dapat melakukan ekspor sarang walet secara Iangsung ke Tiongkok.
Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayat Hewani drh. Mulyanto mengatakan, bahan baku ekspor sarang walet kaIi ini diperoleh dari 31 rumah walet teregistrasi yang berada di Sumatera Selatan.
“Tiongkok merupakan negara konsumen sarang walet terbesar di dunia. Disana sarang walet menjadi komoditi bergengsi, terutama saat hari raya imlek dan tahun baru masehi,” ujar drh. Mulyanto kepada media pers di Terminal Kargo Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Jumat (6/10/2017).
Ia menjelaskan, Badan Karantina Pertanian menjadi institusi yang menjamin keamanan produk sarang walet yang akan diekspor bebas dari Avian Influenza (flu burung) dan penyakit unggas Iainnya dan membangun sistem ketelusurannya.
“Kami bersama dengan Direktorat Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Pasca Panen dan Kementerian Perdagangan memberikan fasiIitasi terhadap calon perusahaan eksportir dalam memenuhi persyaratan teknis maupun non teknis sebagaimana yang disepakati daIam protokoI,” jelasnya.
Menurut Mulyanto, untuk menembus pasar Tiongkok cukup sulit, karena sarang walet yang akan diekspor dikenakan persyaratan yang sangat ketat sebagaimana disepakati dalam protokol.
“Akhir tahun 2014, Badan Karantina Pertanian teIah berhasiI menembus protokol tersebut sehingga saat ini Indonesia dapat ekspor Iangsung ke Tiongkok tanpa harus melewati negara perantara,” ujarnya.
Keberhasilan ini diharapkan dapat memangkas biaya rantai distribusi yang selama ini terbuang di negara kedua seperti Singapore, Hongkong dan Taiwan.
SeIain itu sambung Mulyanto, penjualan langsung akan mendatangkan margin keuntungan Iebih tinggi dan dapat memberikan image positif dengan adanya legaIitas dari pemerintah Tiongkok terhadap produk Indonesia.
Sejak Juli 2017, sebanyak 72.31% kebutuhan sarang walet Tiongkok di impor dari Indonesia. Kemudian Malaysia 18,85 %, dan sisanya dari Brazil, Taiwan dan Australia.
NiIai ekspor sarang walet ke Tiongkok mencapai US$ 40,43 juta. Naik 170% dari tahun 2016 yang hanya mencapai US$ 14.99 juta.
Tren wisata open trip dan desa wisata tidak hanya mengangkat potensi pariwisata, tapi juga menumbuhkan usaha lokal, mulai oleh-oleh, kuliner, dan cinderamata.
…DetailsJACC dapat menjadi wadah untuk menjalin silaturahmi para pelaku logistik kargo udara, karena sifat komunitas JACC adalah terbuka bagi siapa saja
…DetailsLangkah ini untuk mengantisipasi lonjakan jumlah penumpang, memastikan kenyamanan dan keamanan perjalanan udara bagi masyarakat.
…DetailsTIKI sebagai mitra kurir karena reputasinya yang sangat baik, berpengalaman, dengan jaringan yang luas dan kepercayaan selama puluhan tahun
…Details