Breaking News:
Sunday, 20 October 2019
AP II DAN PEMERINTAH SUKSES MENGEMBANGKAN SEKTOR BANDAR UDARA

Jakarta – PT Angkasa Pura II (Persero) dan Kementerian Perhubungan dalam 5 tahun terakhir berhasil mengembangkan sektor kebandarudaraan nasional, baik dari sisi pembangunan infrastruktur mau pun peningkatan konektivitas penerbangan domestik dan internasional.

Salah satu pencapaian Angkasa Pura II dan Kementerian Perhubungan yang paling berdampak signifikan bagi kebandarudaraan nasional adalah dibukanya Terminal 3 di Bandara Internasional Soekarno-Hatta. 

Terminal termegah dan terluas di Indonesia dengan kapasitas 25 juta penumpang per tahun itu dibuka perdana pada 9 Agustus 2016. Pagi hari sekitar pukul 05.30 WIB di tanggal itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meninjau langsung operasional Terminal 3. 

“Saya harapkan agar masyarakat dapat menjadikan Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta sebagai kebanggaan Indonesia,” ujar Menhub kala itu.

Selain Terminal 3, terminal baru yang diresmikan di era Kabinet Kerja Jilid I adalah terminal baru di Bandara Husein Sastranegara (Bandung), Supadio (Pontianak), Depati Amir (Pangkalpinang) dan Sultan Thaha II (Jambi).

Adapun sejak dibukanya Terminal 3, Angkasa Pura II dan Kementerian Perhubungan semakin intensif berkoordinasi terkait dengan berbagai pengembangan lainnya di Soekarno-Hatta yang merupakan gerbang utama Indonesia.

Hasilnya sejumlah fasilitas kelas dunia kini bisa dinikmati di Soekarno-Hatta seperti Skytrain yang merupakan moda transportasi yang menghubungkan Terminal 1, Terminal 2, Terminal 3 serta stasiun kereta bandara.

Skytrain mulai melayani perpindahan penumpang di dalam kawasan bandara sejak 17 September 2017. Ini sekaligus menandakan hadirnya moda transportasi yang dapat beroperasi tanpa awak pertama kali di Indonesia. 

Setelah Skytrain, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mendampingi Presiden Joko Widodo meresmikan operasional Kereta Bandara Soekarno-Hatta pada 2 Januari 2018. 

Pengembangan lain di Soekarno-Hatta yang diamanatkan oleh Presiden Joko Widodo adalah adanya low-cost carrier terminal (LCCT). Kemudian, pada 1 Mei 2019, Angkasa Pura II menetapkan bahwa Terminal 2F menjadi LCCT tersebut. 

Keberadaan LCCT Terminal 2F tidak lepas dari peran Kemenhub dan juga Kementerian Pariwisata yang mendorong agar Indonesia memiliki terminal khusus bagi pesawat berbiaya murah (low-cost carrier/LCC). 
“LCCT akan bersahabat dengan maskapai-maskapai berbiaya murah. Karena tidak akan memberatkan maskapai secara operasional. Dampaknya, wisatawan yang mereka bawa akan semakin bertambah. Strategi ini sudah banyak diterapkan negara lain. Oleh karena itu, saya berterima kasih kepada AP II yang selalu mendukung pariwisata. Termasuk menghadirkan LCCT,” jelas Menteri Pariwisata Arief Yahya.

Adapun pengembangan terbaru yang ada di Soekarno-Hatta adalah dibukanya runway ketiga untuk penerbangan pesawat komersial pada 15 Agustus 2019. 

Menhub yang sangat peduli pada keberadaan runway ketiga menyatakan kegembiraannya atas pembangunan runway tersebut.

“Betapa gembiranya kita di Indonesia, Angkasa Pura II bisa menyediakan fasiitas runway ketiga. Memang sudah diharapkan Presiden agar bisa digunakan segera,” jelas Menhub saat meninjau pembangunan runway ketiga pada 8 September 2019. 

Pengembangan sisi udara di Soekarno-Hatta juga mencakup pembangunan east connecting taxiway sehingga pergerakan pesawat dapat lebih cepat dan fleksibel.

Berbagai pengembangan yang dilakukan Angkasa Pura II dan Kementerian Perhubungan itu berhasil membawa Soekarno-Hatta meraih berbagai penghargaan kelas dunia di antaranya adalah The World’s Most Improved Airport 2017 dari Skytrax. 

Soekarno-Hatta juga berhasil masuk sebagai salah satu bandara tersibuk di dunia pada 2017 dan 2018. 

President Director Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan prestasi Soekarno-Hatta tidak lepas dari dukungan pemerintah. 

“Kami sangat berterima kasih atas dukungan pemerintah dalam pengembangan Soekarno-Hatta sehingga dapat menjadi kebanggaan masyarakat.”

“Angkasa Pura II juga sangat berterima kasih dan mengapreasiasi jajaran pemerintahan Kabinet Kerja Jilid I yang turut mendukung dan bersama-sama kami dalam upaya mengembangkan konektivitas transportasi udara dan meningkatkan pelayanan di bandara-bandara,” ujar Muhammad Awaluddin. 

Selain pengembangan Soekarno-Hatta, Kementerian Perhubungan dan Angkasa Pura II juga berkoordinasi terkait pengelolaan 4 bandara.

Adapun Kemenhub menyerahkan pengelolaan 4 bandara ke Angkasa Pura II yakni Tjilik Riwut (Palangkaraya), HAS Hanandjoeddin (Belitung), Radin Inten II (Lampung) dan Fatmawati Soekarno (Bengkulu). 

“Keprofesionalitasan harus ditunjukkan karena di sini kita bisa menunjukkan kepada khalayak bahwa proses yang diminta oleh Pak Presiden ini tepat dan mendatangkan kemanfaatan,” jelas Menhub pada 13 Oktober 2019. 

Selain penyerahaan pengelolaan 4 bandara itu, Kemenhub juga mendukung Angkasa Pura II dalam pengelolaan Bandara Kertajati di Jawa Barat. Dukungan diberikan Kemenhub dari sisi regulasi dan kemudahan akses transportasi dari dan menuju bandara tersebut. 

Menhub juga sangat peduli dengan pembangunan bandara baru yang tengah dilakukan Angkasa Pura II yaitu Bandara Jenderal Besar Soedirman di Purbalingga. 

"Untuk pembebasan lahan sudah clear, kemudian adanya bandara baru ini akan mempermudah masyarakat menuju daerah Purbalingga, Purwokerto dan sekitarnya. Tentunya itu akan meningkat konektivitas dan perekonomian di wilayah sekitar,” ujar Menhub pada 12 Maret 2019 saat meninjau pembangunan bandara tersebut. 

Pembangunan Bandara Jenderal Besar Soedirman juga menjadi perhatian dari Menteri BUMN Rini M. Soemarno, yang beberapa kali meninjau langsung proyek tersebut. 

"Saya senang proyek berjalan baik, dan kita targetkan tahun ini Runway bisa selesai dibangun dan dilanjutkan dengan pekerjaan-pekerjaan lain hingga rampung dan bisa beroperasi pada Mei 2020," ujar Menteri BUMN. 

Tidak ketinggalan, Kementerian Perhubungan dan Kementerian Pariwisata juga mendukung pengembangan Bandara Internasional Silangit di Siborong-borong, Sumatra Utara. Pengembangan bandara ini tidak lain guna mendukung destinasi wisata Danau Toba sebagai salah satu dari 5 Bali Baru.

Pengembangan Bandara Silangit merupakan contoh satu keberhasilan di mana sebelumnya tidak ada maskapai melayani penerbangan hingga kini sejumlah maskapai membuka penerbangan berjadwal.

“Dulu siapa yang mau mendarat di Silangit. Terbukti di tahun 2018 jumlahnya mencapai 480 ribu penumpang,” kata ujar Menteri Pariwisata Arief Yahya.

Adapun selain membangun infrastruktur utama kebandarudaraan, Angkasa Pura II juga mengembangkan fasilitas pendukung bandara seperti yang dilakukan di Soekarno-Hatta. 

Pada 5 April 2019, Menteri BUMN Rini M. Soemarno meresmikan sejumlah fasilitas pendukung di Soekarno-Hatta yaitu Stasiun Kereta Bandara, Stasiun Skytrain, Depo Skytrain, Airport Operation Control Center dan Sub Gardu Induk Tegangan Tinggi 150 KV, serta Power Station 2 dan Power Station 3.

Di tanggal yang sama, Menteri BUMN juga melakukan groundbreaking atas pembangunan integrated building, revitalisasi Terminal 1C dan 2F, serta pembangunan fly over aksesibilitas Bandara Soekarno-Hatta.

Author: Eko Nugroho
GO Ina

Kegiatan bertema “Children At Your Services” adalah program kolaborasi IAS dengan UNICEF dengan memperkenalkan profesi-profesi dunia aviasi kepada anak-anak.

Details
November 21, 2024

Bisnis jasa kurir/ekspedisi yang tahan banting bahkan ketika krisis, melaju pesat dan mencatatkan pertumbuhan dua digit selama beberapa tahun terakhir

Details
November 17, 2024

Kerjasama ini adalah langkah strategis kedua maskapai beri nilai tambah pengguna jasanya sekaligus mendukung pertumbuhan aktivitas bisnis dan pariwisata kedua negara

Details
November 14, 2024

Kehadiran cabang utama ini memainkan peran penting dalam membantu pelaku usaha lokal memperluas distribusi produk, di pasar lokal maupun nasional

Details
November 13, 2024

GENERAL NEWS