Breaking News:
Tuesday, 22 October 2019
INDONESIA SENTRIS KEMENHUB KINERJA TAHUN 2015-2019

Jakarta (22/10/2019)– Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Polana B. Pramesti  sampaikan bahwa  selama   Periode 2015-2016, telah membangun dan mengembangkan konektivitas transportasi udara dengan mengusung konsep “Indonesia Sentris”, hal ini difokuskan pada pembangunan dan pengembangan bandar udara di wilayah 3T (Terluar, terpencil, dan terisolir). 

Direktorat Jenderal Perhubungan Udara telah membangun dan mengoperasikan 10 bandar udara baru, dari target 15 bandar udara yang tercakup dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) periode 2015-2019. Sedangkan 5 bandar udara baru yang ditargetkan, 3 bandar udara masih dalam penyelesaian pembangunan dan 2 bandar udara  menunggu proses peresmian.

Selain itu Ditjen Hubud  terus berkomitmen  untuk memastikan keselamatan dan keamanan penerbangan. Hal ini menjadikan Indonesia menjadi salah satu negara yang mendapatkan hasil audit melebihi rata-rata audit penerbangan Internasional.

"Direktorat Jenderal Perhubungan Udara mendapatkan hasil yang cukup baik pada Audit yang dilakukan oleh ICAO, yakni sebesar 80,34% dari rata-rata dunia 65%. Selain itu telah  dicabutnya  EU Ban, hingga maskapai Indonesia dapat terbang di seluruh eropa," tutur Polana.

Peningkatan dan pengembangan bandar udara juga menjadi capaian Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. Tercatat, hingga tahun 2019, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara telah melakukan peningkatan  dan pengembangan bandar udara di 127 lokasi bandar udara perbatasan, 290  lokasi bandar udara rawan bencana, serta 242 lokasi bandar udara wilayah terisolasi.

Hingga tahun 2019, angka pertumbuhan penumpang dengan rata-rata pertumbuhan 8,50 % dan rata rata pertumbuhan kargo 6,80% per-tahun selama 5 tahun. Hal ini juga diiringi oleh peningkatan pelayanan penumpang dengan indikator On Time Performance operator penerbangan Indonesia dengan rata-rata 80,23% pada tahun 2014-2019 yang terus dipertahankan di atas 80%.

"Pemerintah Indonesia juga telah mengeluarkan Perpres No. 61 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Gas Rumah Kaca (RAN-GRK), yang menjelaskan bahwa Kementerian Perhubungan, melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, akan melakukan upaya mitigasi penurunan GRK dengan target pencapaian yang terus meningkat setiap tahun," tambah Polana 

Selain pencapaian terkait keselamatan, pelayanan dan pembangunan infrastruktur dapat disampaikan juga bahwa sektor transportasi udara  telah memperoleh beberapa penghargaan  dalam bentuk apresiasi internasional pada 7 bandar udara di Indonesia dengan kategori "telah memberikan pengalaman pelanggan terbaik" oleh Airport Council internasional, antara lain Bandar Udara Sultan Aji muhammad Sulaiman - Balikpapan, Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II - Pekan Baru, Bandar Udara Sultah Thaha - Jambi, Bandar Udara Silangit - Siborong-Borong, Bandar udara Depati Amir - Pangkal Pinang, Bandar Udara Raja Haji Fisabilillah - Tanjung Pinang, dan Bandar Udara Sultan Mahmud Badaruddin II - Palembang, dan masih banyak lagi penghargaan yang diperoleh oleh Operator Penerbangan Indonesia yang bertaraf internasional.

Polana menambahkan, untuk mendukung penurunan disparitas harga barang kebutuhan masyarakat di daerah terpencil dan tertinggal atau daerah yang belum dilayani oleh moda transportasi lainnya, maka Direktorat Jenderal Perhubungan Udara telah membuat program jembatan udara yang merupakan angkutan udara perintis  kargo.

"Hasilnya sangat menggembirakan, bahwa jembatan udara ini dapat menekan 44.85 % penurunan harga rata-rata untuk lima bahan kebutuhan pokok. Dan penurunan tersebut tercatat sejak program ini diluncurkan pada Desember 2017 lalu," katanya. 

Menurut Polana, hingga  tahun 2019, terdapat setidaknya 39 rute penerbangan untuk jembatan udara dan 6 (enam) bandara penghubung, antara lain Bandara Juwata - Tarakan, Bandara Andi Djemma - Masamba, Bandara Wamena -Jayawijaya, Bandara Mozes Kilangin - Timika, Nop Goliat - Dekai dan Tanah Merah - Boven Digoel. 

Author: DPar
GO Ina

Kegiatan bertema “Children At Your Services” adalah program kolaborasi IAS dengan UNICEF dengan memperkenalkan profesi-profesi dunia aviasi kepada anak-anak.

Details
November 21, 2024

Bisnis jasa kurir/ekspedisi yang tahan banting bahkan ketika krisis, melaju pesat dan mencatatkan pertumbuhan dua digit selama beberapa tahun terakhir

Details
November 17, 2024

Kerjasama ini adalah langkah strategis kedua maskapai beri nilai tambah pengguna jasanya sekaligus mendukung pertumbuhan aktivitas bisnis dan pariwisata kedua negara

Details
November 14, 2024

Kehadiran cabang utama ini memainkan peran penting dalam membantu pelaku usaha lokal memperluas distribusi produk, di pasar lokal maupun nasional

Details
November 13, 2024

GENERAL NEWS