JAKARTA - Selama masa Pandemi Covid-19 ini, ada seberkas sinar dari lesunya bisnis dari berbagai sektor, tapi ada sektor bidang jasa kurir dan express yang menjadi primadona ditengah pandemi ini, yaitu bisnis jasa kurir masih tetap bertahan di tengah merebaknya wabah COVID-19 di Indonesia. Terlebih sejak pemerintah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sebagian besar wilayah Indonesia beberapa waktu lalu, tentunya hal ini turut mempengaruhi permintaan jasa kurir untuk mengantarkan barang sampai ke pelanggan tepat waktu.

Pasalnya selama pandemi, kegiatan belanja online boleh dibilang meningkat cukup drastis. Imbasnya, bisnis jasa kurir atau kirim barang pun ikut mendapatkan keuntungan. Hal ini yang dirasakan oleh beberapa perusahaan jasa kurir di Indonesia.

Berdasarkan hasil penelusuran Redaksi melalui digital, JNE masih menjadi pilihan primadona di bisnis jasa kurir. Dimana setiap bulannya lebih dari 1,2 juta orang (47,8%) telah mencari merek ini secara langsung di internet. Kemudian disusul SiCepat dengan 550 ribu pencarian (21,5%), lalu J&T 368 ribu (14,4%), Pos Indonesia 246 ribu (9,6%) dan TIKI 165 ribu (6,4%).

Sementara jika dilihat berdasarkan wilayahnya (periode Maret hingga Juni 2020-red), jasa kurir JNE sangat mendominasi di wilayah Papua Barat dengan persentase mencapai 72%. Sementara J&T di wilayah Kalimantan Tengah 35%, SiCepat di wilayah DKI Jakarta 13%, serta TIKI dan Pos Indonesia di wilayah Maluku dengan masing-masing persentase 8% dan 6%.

Volume pengiriman paket sebagian besar masih sangat dipengaruhi oleh penjualan e-commerce. Kontribusi e-commerce seperti yang dilansir dari Katadata.co.id sebesar 60% sampai 70%. Rata-rata mereka beralih ke media e-commerce untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari demi mematuhi anjuran pemerintah untuk melakukan physical distancing dan social distancing.