Lion Air Group tengah menandatangani nota kesepahaman bersama dengan Bank Tabungan Negara, serta Sarana Global Utama dalam pembangunan fasilitas Lion Residences di Kota Batam, tepatnya di Jl. Hang Jebat, Nongsa. Residences tersebut merupakan perumahan yang di khususkan untuk pegawai Batam Aero Technic yang merupakan pusat hanggar perbaikan dan perawatan pesawat udara milik Lion Air Group.
Dengan mengungsung konsep rumah murah yang di fasilitasi oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, Lion Air Group akan membangun sekitar 600 rumah diatas lahan seluas 88.329,57 m2 yang terbagi dalam beberapa tipe dengah harga subsidi dibawah Rp. 150.000.000. Sedangkan untuk harga dengan range Rp.150.000.000 hingga Rp 500.000.000 akan dikenakan pembayaran berjenjang atau cicilan dengan rate bunga khusus hanya 7,75%.
“Perumahan ini dibangung khusus bagi anggkota BPJS Ketenagakerjaan, dan Lion Air Group merupakan salah satunya. Kami akan menyiapkan 400 hingga 600 unit rumah untuk memenuhi kebutuhan dari pegawai kami yang bertugas di Hanggar Batam Aero Technic yang hingga kini telah mencapai 1.020 karyawan,” ujar Andy M. Saladin, Public Relations Manager Lion Air Group.
Andy menambahkan, bersama dengan pihak BPJS Ketenagakerjaan hal ini juga dilakukan dalam mendukung program pemerintah untuk membangun 1.000.000 rumah murah. Lion Air Group berharap dengan adanya fasilitas ini dapat semakin memenuhi kebutuhan primer para pegawai nya untuk memiliki huniannya sendiri. Dengan jarak kurang dari 3 km dari Hanggar, tentu akan memberikan efisiensi jarak tempuh menuju tempat kerja.
Program Umroh ini sebagai wujud apresiasi dan penghargaan atas dedikasi, komitmen, dan kontribusi luar biasa yang diberikan karyawan dan purnabakti.
…DetailsMenhub mengatakan, realisasi PNBP terbesar berasal dari jasa layanan pada Ditjen Perhubungan Laut yang posisi saat ini telah terealisasi sebesar Rp5,06 triliun atau 104,84% dari target. Dilanjutkan oleh Ditjen Perhubungan Udara yang menyumbangkan PNBP Rp1,43 triliun, BPSDMP Rp1,38 triliun, Ditjen Perkeretaapian Rp1,14 triliun, dan Ditjen Perhubungan Darat Rp 1,12 triliun.
…DetailsPemakaian teknologi itu mendatangkan proses efisiensi, baik dari produk, pengembangan pelayanan konsumen, ataupun pelayanan bisnis.
…DetailsTerkait dengan rute (CGK) – (BPN) sesuai data produksi, sejak tanggal 29 Oktober 2024 sudah tidak beroperasi lagi dikarenakan permintaan pasar (demand) yang kurang dengan load factor rata-rata 20%-25%.
…Details