
Pesawat Cesna Caravan PK BVU Susi Air berhasil mendarat di Bandara Salakanagara, Tanjung Lesung, Banten, 23 Nopember 2016 (dok tpp)
Tanjung Lesung merupakan Kawasan Ekonomi Khusus pariwisata pertama yang diresmikan oleh Presiden Jokowi pada tanggal 23 Februari 2015. Kawasan tersebut memiliki luas 1.500 hektar dengan pemandangan ke arah Gunung Krakatau.
Untuk mendukung infrastruktur kawasan Tanjung Lesung, pemerintah menyiapkan akses jalan tol dengan rute Serang-Panimbang sepanjang 83,6 km. PT Wijaya Karya Serang Panimbang selaku pemilik konsesi tol Serang-Panimbang menargetkan jalan tol kurang lebih sepanjang 84 km rampung akhir Desember 2019.
Selain akses jalan tol, guna mendukung pengembangan wisata di Tanjung Lesung, Banten, pemerintah juga berencana membangun bandara di Kabupaten Pandeglang, Banten.
Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan Sugihardjo mengatakan pihaknya tengah melakukan studi untuk pembangunan bandara itu.
"Pembangunan kawasan wisata harus didukung dengan akses transportasi. Kami sedang kaji pembangunan bandara di Pandeglang untuk mendukung wisata di Tanjung Lesung," katanya di Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin di Kota Serang, Banten, Senin, 4 Desember 2017.
Adanya bandara baru di Pandeglang diharapkan dapat mempercepat pembangunan ekonomi di kawasan Banten bagian selatan.
Bagaimana dengan Bandara Salakanagara ?
Lalu bagaimana dengan infrastruktur bandara yang sudah eksis di Tanjung Lesung ?
Seperti diketahui setahun lalu, tepatnya pada 23 Nopember 2016 lalu, Pesawat Cesna Caravan PK BVU maskapai Susi Air melakukan terbang perdana dengan 9 orang penumpang, dan berhasil mendarat di Bandara Salakanagara, Tanjung Lesung, Banten, Rabu (23/11).
Pesawat berangkat dari Bandara Halim Perdanakusuma pada pukul 11.04 WIB dan mendarat di Bandara Salakanagara, Tanjung Lesung, yang saat itu mempunyai runway sepanjang 1 km.
Menurut Wikipedia, nama Salakanagara merupakan nama kerajaan yang merupakan tertua di Indonesia ini, dan Salakanagara diyakini sebagai leluhur suku Sunda.
Jangan sampai terjadi infrastruktur bandara yang dikelola PT Banten West Java (anak perusahaan dari PT. Jababeka Tbk.) nanti sia-sia dan terbengkalai, yang mengakibatkan kerugian material.
Lebih baik studi dilakukan untuk mendukung dan mematangkan infrastruktur bandara yang sudah ada, dan kalau perlu diekspansi lebih besar, sehingga nantinya runaway yang diperpanjang dapat didarati pesawat terbang yang lebih besar dari Cessna.
Hal ini yang ditawarkan oleh forwarder.ai dalam mengembangkan dua produk digital terbarunya, yakni Software as a service (SaaS) - Forwarder Scalable Intelligence System (Forsis) dan Forwarder Data Exchange (Fordex) berbasis API (Application Programming Interface).
…DetailsDalam rangka menyambut musim haji 1446 H / 2025 M, PT Integrasi Aviasi Solusi atau InJourney Aviation Services (IAS) bersama anak usahanya Gapura Angkasa, IAS Support (IASS), dan Angkasa Pura Support,
…DetailsPT Jasa Angkasa Semesta Tbk (JAS), perusahaan ground-handling terkemuka di Indonesia, dengan bangga meluncurkan Belt Conveyor Loader (BCL) hybrid pertamanya dalam sebuah seremoni khusus yang digelar di Terminal 3, Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
…DetailsPT. Citra Van Titipan Kilat (TIKI), perusahaan jasa pengiriman terkemuka di Indonesia, kembali menunjukkan komitmennya terhadap nilai-nilai kemanusiaan melalui kegiatan donor darah yang diselenggarakan bersama Palang Merah Indonesia (PMI) Pusat, bertempat di kantor TIKI Pemuda, Jakarta.
…Details