Sigit Muhartono, Direktur Garuda Indonesia Cargo
Garuda Indonesia, BUMN angkutan udara sekaligus flag carrier, akan menggenjot salah satu bisnisnya yaitu jasa kargo. Garuda Indonesia melalui lini bisnisnya Garuda Indonesia Cargo berharap pendapatan kargo udara yang saat ini hanya menyumbang kurang dari 10% dari total pendapatan perusahaan di tahun-tahun sebelumnya, bisa meningkat lebih dari 20% di tahun 2017 ini.
Direktur Garuda Indonesia Cargo, Sigit Muhartono mengatakan, salah satu upaya mendongkrak permintaan kargo yakni dengan menambah layanan kargo langsung ke customer (door to door), dari sebelumnya hanya sampai ke bandara (port to port).
"Tapi kita tidak bermain di freight, kita tetap pakai mitra kita seperti PT Pos Indonesia. Memang pendapatan kita dari kargo sangat kecil, hanya kurang 10% kita mau tambah di atas 20% tahun ini," Sigit menjelaskan di Kantor Garuda Indonesia, Kebon Sirih, Jakarta.
Sebagai info, jumlah angkutan kargo yang diangkut oleh Garuda Indonesia pada tahun 2016 meningkat 18,22 persen atau sebanyak 415.824 ton kargo, jika dibandingkan pada tahun 2015 yang hanya mencapai 351.741 ton. Secara keseluruhan jumlah pendapatan pasar kargo pada 2016 tercatat 219,15 juta dolar AS, atau meningkat 16,65 persen dibandingkan tahun 2015 sebesar 187,87 juta dolar AS.
“Pertumbuhan pasar kargo Garuda Indonesia dilakukan melalui optimalisasi ruang kargo, yakni dengan memaksimalkan komoditas yang memiliki imbal hasil tinggi – termasuk membangun sinergi dengan sektor industri logistik lainnya dalam memaksimalkan jangkauan dan layanan produk kargo udara Garuda hingga menjangkau aspek layanan door to door. Kedepannya kami juga akan memperbesar kapasitas bisnis kargo melalui rute-rute penerbangan internasional yang kami layani,” papar Sigit.
Dalam hal tingkat ketepatan waktu penerbangan atau on time performance (OTP), Garuda Indonesia pada tahun 2016 berhasil meningkatkan OTP yang mencapai 89,51 persen, atau naik dari tahun sebelumnya sebesar 88 persen yang diperoleh ditengah tantangan pengembangan infrastruktur operasional penerbangan seperti migrasi pelayanan penerbangan domestik ke Terminal 3 yang baru di Bandara Soekarno-Hatta hingga faktor cuaca yang bersifat force majeur.
Sementara itu, rata-rata tingkat keterisian penumpang sepanjang tahun 2016 tercatat sebesar 73,1 persen sedangkan Citilink sebesar 76,8 persen.
"Tidak ada penambahan pesawat. Kita memaksimalkan pesawat penumpang yang ada. Tahun lalu kargo turun karena ada peningkatan kapasitas penumpang. Dan saya kira pertumbuhannya sangat tinggi," katanya.
Kerjasama ini adalah langkah strategis kedua maskapai beri nilai tambah pengguna jasanya sekaligus mendukung pertumbuhan aktivitas bisnis dan pariwisata kedua negara
…DetailsKehadiran cabang utama ini memainkan peran penting dalam membantu pelaku usaha lokal memperluas distribusi produk, di pasar lokal maupun nasional
…DetailsTantangan terbesar adalah adanya 4 lokasi event yang terbentang sepanjang 180 kilometer yaitu di Dairi, Pangururan, Tongging dan Parapat
…DetailsProgram Umroh ini sebagai wujud apresiasi dan penghargaan atas dedikasi, komitmen, dan kontribusi luar biasa yang diberikan karyawan dan purnabakti.
…Details