Transshipment adalah kegiatan pemindahan barang dari satu tempat ke lokasi lain dengan menggunakan hub station untuk melakukan keseluruhan kegiatan tersebut.
Transshipment terjadi ketika tempat asal (origin) terjadi penumpukan barang untuk diangkut, sementara moda transportasi atau kapasitas pengangkut ke destinasi terbatas, sehingga mengakibatkan terlambatnya jadwal pengiriman serta mahalnya biaya transportasi yang harus ditanggung oleh konsumen.
Baru-baru ini, flag carrier, Garuda Indonesia dan PT. Angkasa Pura Logistik (APLog), anak usaha dari PT. Angkasa Pura I (Persero) yang bergerak dalam bidang logistik dan transportasi, mengadakan kerjasama layanan air transshipment di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai (DPS) Bali.
Herry A.Y. Sikado, Direktur Utama PT Angkasa Pura Logistik mengatakan kepada Cargo Times: “Bagi APLog, layanan transshipment bisa turut memperkaya layanan handling kargo dan pos udara yang selama ini dijalankan. Transshipment handling merupakan nilai tambah yang diciptakan untuk melayani kebutuhan airlines yang menerbangi rute-rute internasional dengan persinggahan di bandara-bandara tertentu. Salah satunya tentu Bandara Ngurah Rai, yang saat ini saja disinggahi oleh belasan maskapai penerbangan internasional.”
Menurutnya, selama ini maskapai-maskapai tersebut lebih fokus pada transportasi penumpang. Ini sangat bisa dipahami, karena Bali lebih populer sebagai destinasi wisata.
“Tetapi dengan hadirnya layanan transhipment ini, Bali menyediakan nilai ekstra bagi konektivitas bandaranya tersebut, karena dapat mendorong lalu lintas kargo yang lebih dinamis dari satu negara ke negara lain, dengan menggunakan layanan transhipment handling dari APLog,” katanya.
Sementara itu, Joseph Adrian Saul, General Manager Garuda Indonesia Wilayah Bali menjelaskan: “Air transshipment cargo Singapura bisa menampung 1,8 juta ton barang pada 2015. Sementara Bangkok 1,2 juta ton. Adapun Indonesia tidak ada sama sekali. Diharapkan dengan kerjasama antara Angkasa Pura Logistik dan Garuda Indonesia, Bali akan kita jadikan hub transshipment terbaik di dunia.”
Dia kembali menjelaskan: "Ada beberapa faktor yang menjadi keunggulan Ngurah Rai Bali sebagai hub station yang potensial, seperti: ada 40 maskapai internasional yang beroperasi, pesawat terbang hanya membawa penumpang, lalu lintas kargo minim, karena tidak ada industri (manufaktur) di Pulau Bali sehingga keluar-masuk arus kargo sangat sedikit, kecuali kargo-kargo perishable: live fish, fresh fish, dan buah-buahan."
Selain jumlah maskapai internasional dengan frekwensi penerbangannya, lanjut Joseph, faktor lain penentu sebuah bandara dapat dijadikan hub station adalah jenis pesawat terbangnya.
"Jenis pesawat yang digunakan adalah wide-body, seperti: Airbus seri A300, A330, A340, A350, A380, dan Boeing seri 747, 767, dan 777, yang punya kapasitas penumpang dan kompartemen kargo cukup besar," jelasnya.
Kegiatan bertema “Children At Your Services” adalah program kolaborasi IAS dengan UNICEF dengan memperkenalkan profesi-profesi dunia aviasi kepada anak-anak.
…DetailsBisnis jasa kurir/ekspedisi yang tahan banting bahkan ketika krisis, melaju pesat dan mencatatkan pertumbuhan dua digit selama beberapa tahun terakhir
…DetailsKerjasama ini adalah langkah strategis kedua maskapai beri nilai tambah pengguna jasanya sekaligus mendukung pertumbuhan aktivitas bisnis dan pariwisata kedua negara
…DetailsKehadiran cabang utama ini memainkan peran penting dalam membantu pelaku usaha lokal memperluas distribusi produk, di pasar lokal maupun nasional
…Details