Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) belum lama ini meluncurkan komoditas ikan budidaya terbaru, king cobia (kobia), yang dilakukan langsung oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo pada pembukaan Aquatica Asia dan Indoaqua 2019 di Balai Kartini, Jakarta, Rabu (6/11).
Menteri Edhy menyampaikan apresiasinya kepada Balai Besar Perikanan Budidaya Laut (BBPPL) Lampung dan para stakeholder terkait yang telah berhasil memproduksi ikan kobia secara massal. Keberhasilan ini menambah daftar varian komoditas budidaya yang memiliki nilai ekonomis tinggi.
“Saya menyampaikan selamat dan sangat bangga atas keberhasilan teman-teman BBPPL Lampung dan stakeholders yang terlibat dalam pengembangan komoditas king kobia. Saya pikir ini adalah salah satu tambahan baru pengembangan spesies ikan budidaya. Kami harapkan ke depan akan tumbuh spesies-spesies baru yang bisa kita kembangkan,” ucapnya.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Sobejkato mengatakan, king kobia (Rachycentron canadum) akan dikembangkan menjadi komoditas unggulan baru subsektor perikanan budidaya. Sebab, king kobia merupakan spesies ikan laut karnivora yang memiliki sejumlah keunggulan untuk dibudidayakan.
King kobia memiliki performa pertumbuhan yang cepat yakni 4-6 kg setahun. Selain itu, king kobia juga mudah untuk diadaptasikan, dipijah, dan dibesarkan dalam kondisi budidaya. Waktu pemeliharaannya pun relatif lebih singkat dibandingkan dengan ikan laut lainnya (berat ikan 3 kg dalam 9 bulan). Dari segi konsumsi, king kobia juga memiliki keunggulan karena mengandung EPA, DHA, dan asam lemak omega 3 lainnya. Kualitas dagingnya juga sempurna dengan tekstur dagingnya yang putih.
“Sedangkan dari segi pemasaran, king kobia memiliki pasar yang luas karena dapat dipasarkan sebagai ikan segar beku maupun fillet. Selain itu, king kobia juga banyak digunakan untuk sport fishing,” lengkapnya.
Pasar king kobia masih terbuka luas, baik pasar dalam negeri maupun pasar ekspor. Slamet mengatakan, preferensi konsumen terhadap kualitas daging kobia ini sangat baik. Selain itu, pasar ekspor ikan kobia cukup terbuka antara lain Hongkong, Taiwan, Jepang, Australia, dan Eropa.
“Sebagai negara yang telah berhasil kembangkan kobia, ini menjadi peluang tersendiri bagi Indonesia untuk mendominasi supply share, dan tentunya akan menambah devisa ekspor,” kata Slamet.
Ke depannya, pengembangan budidaya king kobia akan dilakukan melalui budidaya ikan yang baik dan tersertifikasi yang menerapkan kaidah Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB) dan Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) dengan standar Internasional yang sesuai dengan permintaan pasar perikanan global.
Melalui sertifikasi tersebut, bukan hanya aspek mutu, food safety, dan social responsibility, namun juga menerapkan aspek aspek keberlanjutan.
Tren wisata open trip dan desa wisata tidak hanya mengangkat potensi pariwisata, tapi juga menumbuhkan usaha lokal, mulai oleh-oleh, kuliner, dan cinderamata.
…DetailsJACC dapat menjadi wadah untuk menjalin silaturahmi para pelaku logistik kargo udara, karena sifat komunitas JACC adalah terbuka bagi siapa saja
…DetailsLangkah ini untuk mengantisipasi lonjakan jumlah penumpang, memastikan kenyamanan dan keamanan perjalanan udara bagi masyarakat.
…DetailsTIKI sebagai mitra kurir karena reputasinya yang sangat baik, berpengalaman, dengan jaringan yang luas dan kepercayaan selama puluhan tahun
…Details