Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta (Karantina Pertanian Soetta) melaporkan adanya peningkatan permintaan kelinci hias hasil penangkaran sebesar 73% di tahun 2019.
Berdasarkan data sistem automatisasi perkarantinaan di Soetta, Indonesian Quarantine Full Automation System (IQFAST) hingga Oktober 2019 tercatat ekspor kelinci telah mencapai 425 ekor dengan nilai ekonomi sekitar Rp. 297,5 juta
Sementara total ekspor di tahun 2018 hanya mencapai 245 ekor atau senilai Rp. 171,5 juta.
"Selama dua tahun terakhir ini permintaan kelinci hias Indonesia datang dari negara Amerika, Filiphina, Belanda, Malaysia, Polandia, Pakistan dan Myanmar. Permintaan terbesar datang dari negara Pakistan.
Sementara jenis kelinci hias yang digemari adalah jenis English Angora, Holland Hop, Netherland Dwarf, Fuzzy Loops dan Dwaft Hotot," Kepala Karantian Pertanian Soekarno Hatta, Imam Djajadi menjelaskan.
HC di negara tujuan
Karantina Pertanian Soetta sebelum melepas ekspor telah memberikan health certificate (HC) bagi 50 ekor kelinci hias tujuan Pakistan.
"Health Certificate, sebagai dokumen persyaratan ekspor negara tujuan, dikeluarkan Karantina Pertanian Soekarno Hatta setelah pastikan kelinci dalam keadaan sehat," kata Nuryani Zainuddin, Kepala Bidang Karantina Hewan Soekarno Hatta di Tangerang (22/10).
Menurut Nuryani, setiap kali pengiriman ekspor kelinci, petugas Karantina Pertanian Soekarno Hatta selalu melakukan pemeriksaan dokumen, keabsahan serta kesesuaian fisik dengan dokumen agar sesuai dengan persyaratan negara tujuan. Dilanjutkan dengan pengecekkan kesehatan melalui pemeriksaan klinis umum oleh dokter hewan karantina juga dilakukan sebelum HC diterbitkan.
"Jika jumlah kelinci lebih dari 20-an ekor, maka kelinci-kelinci tersebut harus masuk Instalasi Karantina Hewan (IKH) selama satu hari, karena pemeriksaan klinis umum ini membutuhan waktu," tambahnya.
Saat ini kelinci hias sedang digemari sebagai hewan peliharaan untuk meramaikan rumah atau bisa juga untuk diikutkan dalam berbagai kompetisi.
"Kita dorong pelaku usaha untuk tingkatkan ekspor dengan layanan karantina cepat dan tepat agar dapat diterima di negara tujuan sesuai persyaratan ekspornya," tutup Imam Djajadi.
Tren wisata open trip dan desa wisata tidak hanya mengangkat potensi pariwisata, tapi juga menumbuhkan usaha lokal, mulai oleh-oleh, kuliner, dan cinderamata.
…DetailsJACC dapat menjadi wadah untuk menjalin silaturahmi para pelaku logistik kargo udara, karena sifat komunitas JACC adalah terbuka bagi siapa saja
…DetailsLangkah ini untuk mengantisipasi lonjakan jumlah penumpang, memastikan kenyamanan dan keamanan perjalanan udara bagi masyarakat.
…DetailsTIKI sebagai mitra kurir karena reputasinya yang sangat baik, berpengalaman, dengan jaringan yang luas dan kepercayaan selama puluhan tahun
…Details