Breaking News:
Tuesday, 14 April 2020
Pariwisata dan Penerbangan Anjlok, Butuh Stimulus Besar

Pemerintah Indonesia masih lebih baik dari pada pemerintah AS dan Thailand dalam memberikan stimulus ekonomi kepada industri pariwisatanya.

Amerika Serikat, menurut Presiden Tourism Economics CNBC Adam Sacks, industri travel dan pariwisata AS tahun ini dapat kehilangan setidaknya $ 24 miliar dari wisatawan karena coronavirus (Covid-19) atau setara dengan tujuh kali kerugian saat wabah SARS pada tahun 2003.

Tourism Economics CNBC mencatat, kehilangan $ 24 miliar dari wisatawan antara lain travel perjalanan, hotel, restoran, taman hiburan dan atraksi yang didasarkan pada asumsi proyeksi coronavirus akan berpandemi sampai enam bulan kedepan atau akhir tahun. Wisatawan biasanya menghabiskan sekitar $ 256 miliar untuk perjalanan dan pariwisata di AS dalam setahun. Dan China adalah negara yang menyumbang 7% dari wisatawan di AS.

Di tengah meningkatnya pembatasan perjalanan dan meningkatnya ketakutan terhadap Covid-19, Tourism Economics memperkirakan 10% penurunan kunjungan internasional ke AS setahun, sekitar dua kali lipat penurunan yang dialami AS selama berjangkitnya sindrom pernapasan akut atau SARS pada 2003, AS kehilangan 8,2 juta wisatawan dalam satu tahun dan lebih dari 7,7 juta saat serangan sembilan september tahun 2001.

Tourism Economics memperkirakan juga bahwa 825.000 pekerjaan bisa hilang di industri ini, yang juga mencakup banyak bisnis kecil didalamnya. Secara global, Tourism Economics memperkirakan perjalanan wisata akan turun 9,1% tahun ini, penurunan terbesar dalam 40 tahun. Saham MGM Resorts International ditutup turun 10%, Marriott International turun 8,9% dan Expedia turun 10,8%.

Menghadapi tekanan itu, industri travel dan pariwisata meminta bantuan kepada pemerintah federal termasuk kredit pajak untuk retensi karyawan, yang akan memberikan kepada pengusaha kredit pajak penghasilan untuk membayar para pekerja disebabkan bisnis mereka tidak dapat dijalankan. Dan meminta penangguhan pembayaran pajak triwulanan untuk mengurangi kerugian.

Pakar ekonomi dan pasar modal telah memperingatkan kepada President Donald Trump bahwa industri pariwisata yang melemah dapat memiliki efek riak yang signifikan yang dapat melemahkan Main Street (sektor riil). Mantan CEO Nasdaq, Bob Greifeld memperingatkan bahwa pukulan signifikan terhadap industri pariwisata dapat meluncurkan resesi. "Kami tidak pernah memiliki situasi ini di mana Anda memiliki pariwisata menjadi bagian besar dari ekonomi global. Itu tidak ada dalam beberapa tahun terakhir. Pariwisata telah meningkat lebih besar daripada pertumbuhan PDB selama 10 tahun terakhir," kata Greifeld.

Di Indonesia, berdasarkan catatan tahun lalu, China adalah kelompok wisatawan asing terbesar kedua yang mengunjungi Indonesia. Berkurangnya wisatawan China yang datang ke Indonesia dapat menyebabkan pendapatan travel perjalanan dan pariwisata Indonesia kehilangan $ 500 juta per bulan.

Dan daerah pariwisata yang paling rentan terdampak menurunnya wisatawan adalah daerah wisata favorit bagi wisatawan China yaitu Bali, Sulawesi Utara dan Kepulauan Riau. Asosiasi Agen Perjalanan Indonesia (Astindo), mencatat penurunan hampir 90 persen karena pembatalan. Asosiasi mencatat bahwa potensi kerugian pada bulan Februari saja dapat mencapai Rp.4 triliun (US $ 244,96 juta) di antara para anggotanya.

Terkait hal tersebut, Presiden Joko Widodo mengadakan pertemuan dengan para menteri ekonominya untuk membahas dan mencari solusi akan penurunan jumlah wisatawan. "Kita semua tahu bahwa kita menghadapi tekanan karena penurunan kedatangan wisatawan dari Tiongkok," kata Jokowi.

Setelah pertemuan dengan para menteri ekonominya untuk membahas dan mencari solusi akan penurunan jumlah wisatawan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto dalam jumpa pers mengatakan, pemerintah telah menyiapkan insentif untuk mengatasi penurunan kedatangan wisatawan asing.

Airlangga Hartanto mengatakan pemerintah memutuskan untuk menyusun paket stimulus senilai setidaknya Rp 10,3 triliun ($ 744 juta) dalam bentuk subsidi, pemotongan pajak dan percepatan transfer tunai dan program tunjangan pengangguran di tujuan wisata utama Indonesia. Presiden ingin meluncurkan kartu pra-kerja awal di Bali, Sulawesi Utara dan Kepulauan Riau. Dimana pada program tunjangan pengangguran utama Presiden Jokowi akan menyediakan kartu baru bagi para lulusan baru dan pekerja yang diberhentikan untuk mengakses pelatihan keterampilan gratis dan pembayaran tunjangan bulanan untuk periode terbatas.

Program itu akan siap diluncurkan di tiga provinsi bulan depan dan akan diperluas untuk mencakup dua juta pekerja secara nasional pada akhir tahun ini. Pemerintah juga akan menyisihkan Rp 99 miliar dalam bentuk subsidi untuk maskapai penerbangan dan agen perjalanan, yang memungkinkan mereka untuk mendiskon tiket atau paket perjalanan untuk wisatawan asing. Kemudian akan ada dana tambahan Rp 103 miliar untuk promosi pariwisata, Rp 25 miliar untuk acara pariwisata dan Rp 72 miliar untuk influencer media sosial untuk merayu kembali wisatawan ke Indonesia.

Dana tersebut adalah insentif tambahan yang ditujukan untuk wisatawan asing. Sedangkan untuk wisatawan domestik, pemerintah akan memberikan diskon 30 persen untuk penerbangan ke 10 tujuan wisata. Kesepakatan tersebut hanya akan berlaku untuk 25 persen kursi yang tersedia di bulan Maret, April dan Mei. Tempat tujuan wisata yang diprioritaskan tersebut adalah Danau Toba, Bali, Yogyakarta, Malang, Manado, Mandalika, Labuan Bajo, Bangka Belitung, Batam dan Bintan.

Selain itu, hotel dan restoran di sepuluh tujuan ini tidak perlu membayar pajak hotel dan restoran kepada pemerintah daerah karena pemerintah pusat telah menyisihkan Rp.3,3 triliun untuk membayar tagihan pajak.

Selama 25 tahun terakhir, Thailand telah mengalami kehancuran ekonomi yang spektakuler (1997), tsunami (2004), kudeta (2006, 2014), pendudukan bandara internasional utamanya oleh pengunjuk rasa (2008) dan kekerasan politik yang serius (2010).

Namun statistik berbicara sendiri. Pada 1960 sekitar 80.000 turis asing datang ke Thailand, tahun 2019 mencapai 39 juta wisatawan dan menghasilkan lebih dari $ 60 miliar (£ 46 miliar), secara tidak langsung berkontribusi wisatawan sekitar seperlima dari pendapatan nasional negara itu.

Sektor pariwisata negara Thailand dianggap sangat kuat sehingga negara itu mendapat julukan "Teflon Thailand". Dari 39 juta wisatawan yang berkunjung ke negara itu, 10 juta wisatawan asing berasal dari negeri China. Maka ketika pemerintah China mengkarantina kota Wuhan pada 23 Januari, dan menghentikan semua tur ke luar negeri, dampaknya langsung terasa di Thailand. Mal-mal dan kuil-kuil di Bangkok tiba-tiba sepi, jauh lebih tenang dan kurang ramai. Karena banyak penerbangan dari China dibatalkan, sehingga bandara dikosongkan.

Bagi wirausahawan skala kecil, keruntuhan pariwisata Tiongkok telah membawa malapetaka. Banyak dari mereka, seperti penjual bunga, penari tradisional, dan pengemudi minibus "mobil merah" yang terkenal di Chiang Mai, melaporkan pendapatan mereka turun setengahnya dalam sebulan terakhir. Asosiasi informal yang mewakili pemandu wisata di Thailand berpikir 25.000 orang akan kehilangan pekerjaannya. Pulau Phuket, yang dijuluki "Mutiara Andaman" karena pantai-pantai berpasir putih lembut dan lautan hangat yang berkilau adalah obyek wisata yang banyak dikunjungi wisatawan dan menjadi obyek wisata andalan negera gajah putih tersebut, tahun lalu kunjungan wisatawan asing ke obyek wisata ini melonjak menjadi sekitar 15 juta wisatawan.

Pemerintah perlu membantu kami dan segera, kata Sarayuth Mallam, wakil presiden Asosiasi Pariwisata Phuket. Lebih lanjut Sarayuth Mallam mengatakan kami tidak banyak meminta, tetapi jika mereka ingin kami tidak memberhentikan staf, mereka harus membantu kami dengan memotong atau menunda pembayaran pajak, pembayaran jaminan sosial, dan memberikan pinjaman lunak untuk bisnis di sini.

Sarayuth juga percaya bahwa Otoritas Pariwisata Thailand yang kuat perlu mulai mempromosikan Phuket secara agresif di pasar lain di luar China, seperti Rusia, India, dan Australia. Jika mereka dapat mengendalikan virus dalam tiga bulan, katanya, kita bisa selamat dan kembali. Tapi tidak ada yang tahu berapa lama krisis ini akan berlangsung, atau seberapa seriusnya krisis itu.

Perlu diketahui bahwa industri pariwisata Thailand menjadi primadona ketiga setelah ekspor manufaktur dan komoditas pertanian. Kedua primadona kekuatan ekonomi Thailand yang mengandalkan ekspor manufaktur dan komoditas pertanian saat ini telah goyah karena upah yang lebih tinggi dan mata uang lokal yang dinilai terlalu tinggi telah mendorong investor meninggalkan dan pergi dari Thailand ke negara-negara tetangga yang lebih murah seperti Vietnam. Thailand yang sebelumnya merupakan salah satu "ekonomi macan" Asia Tenggara, kini mengalami keterpurukan yang sangat parah.


harijanto-opini-ok-b-hotel.jpg#asset:21442


Author: Harijanto Direktur, Eksekutif HMPM
GO Ina

Kegiatan bertema “Children At Your Services” adalah program kolaborasi IAS dengan UNICEF dengan memperkenalkan profesi-profesi dunia aviasi kepada anak-anak.

Details
November 21, 2024

Bisnis jasa kurir/ekspedisi yang tahan banting bahkan ketika krisis, melaju pesat dan mencatatkan pertumbuhan dua digit selama beberapa tahun terakhir

Details
November 17, 2024

Kerjasama ini adalah langkah strategis kedua maskapai beri nilai tambah pengguna jasanya sekaligus mendukung pertumbuhan aktivitas bisnis dan pariwisata kedua negara

Details
November 14, 2024

Kehadiran cabang utama ini memainkan peran penting dalam membantu pelaku usaha lokal memperluas distribusi produk, di pasar lokal maupun nasional

Details
November 13, 2024

GENERAL NEWS