foto: Dokter Hewan Karantina Soekarno-Hatta melakukan pemeriksaan fisik dan kesehatan klinis umum pada anak-anak ayam didampingi oleh Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno-Hatta
Peternakan unggas di Indonesai hingga saat ini mengalami ketergantungan pada bibit ayam (grand parent stock/GPS) impor. Hal ini karena, industri peternakan nasional belum mampu untuk menciptakan bibit ayam ini. Tingginya kebutuhan konsumsi daging ayam maupun telur dalam negeri, yang semakin tinggi setiap tahun, memaksa Indonesia terus melakukan importasi.
Pada malam Rabu, 18 Oktober lalu, puluhan ribu DOC (days old chicken/anak ayam umur sehari) tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, menggunakan pesawat KLM Royal Dutch Airlines.
Anak-anak ayam grand parent stock (GPS) breed Cobb dengan jumlah total 21.420 ekor tersebut, sedianya akan dikembangbiakkan di satu peternakan di Malang, Jawa Timur.
Selama transit di kargo bandara, Dokter Hewan Karantina Soekarno-Hatta melakukan pemeriksaan fisik dan kesehatan klinis umum terhadap anak-anak ayam tersebut didampingi oleh Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno-Hatta, Eliza Suryati Roesli.
Untuk selanjutnya anak ayam diterbangkan kembali ke Malang dengan pengawalan petugas karantina hingga ke peternakan tujuan.
Satu ekor GPS tersebut nantinya bisa menghasilkan kurang lebih 40 ekor ayam parent stock (PS) yang akan menghasilkan telur atau anak ayam.
Bisnis jasa kurir/ekspedisi yang tahan banting bahkan ketika krisis, melaju pesat dan mencatatkan pertumbuhan dua digit selama beberapa tahun terakhir
…DetailsKerjasama ini adalah langkah strategis kedua maskapai beri nilai tambah pengguna jasanya sekaligus mendukung pertumbuhan aktivitas bisnis dan pariwisata kedua negara
…DetailsKehadiran cabang utama ini memainkan peran penting dalam membantu pelaku usaha lokal memperluas distribusi produk, di pasar lokal maupun nasional
…DetailsTantangan terbesar adalah adanya 4 lokasi event yang terbentang sepanjang 180 kilometer yaitu di Dairi, Pangururan, Tongging dan Parapat
…Details