Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin saat membahas pendirian AOCC bersama stakeholder Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Senin (11/9)
Senin lalu (11/9), PT Angkasa Pura II (AP II) memulai pendirian Airport Operation Control Center (AOCC) guna mendukung Bandara International Soekarno-Hatta (SHIA) menjadi smart connected airport.
Adapun
pendirian AOCC di Gedung 631, area bandara, juga hasil
kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan di bandara yang dikenal dengan "4 A", yaitu Airport Operator, Airline Operator, Air Navigation, dan
Authorities (karantina, bea cukai, imigrasi, kepolisian, dan lain
sebagainya)
Terlibatnya seluruh stakeholder bandara karena AOCC mengintegrasikan pengelolaan sumber daya di SHIA guna dapat beroperasi secara efektif dan efisien sehingga mengakomodir terwujudnya keselamatan (safety), keamanan (security), pemenuhan atas regulasi (compliance), serta pelayanan (services).
Secara umum, fungsi AOCC adalah sebagai suatu command center untuk mengawasi operasional di sisi udara dan sisi darat serta mencakup seluruh aktivitas kedatangan dan keberangkatan di bandara.
“AOCC
merupakan salah satu upaya AP II dalam mengimplementasikan sistem teknologi
informasi di bandara atau kami sebut dengan pembangunan soft infrastructure. Pembangunan
soft infrastructure ini guna mengimbangi pembangunan hard infrastructure
seperti pembangunan terminal, apron, dan sebagainya yang telah kami lakukan.
AOCC juga membutuhkan integrasi dari sistem yang dimiliki masing-masing
stakeholder bandara sehingga dapat berjalan secara maksimal,” kata Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin
“Didirikannya AOCC ini didasari dari pertumbuhan industri penerbangan yang cukup signifikan setiap tahunnya dan membuat dinamika operasional semakin beragam. Melalui AOCC yang dapat memantau seluruh aktifitas di bandara secara real time maka kami optimistis seluruh aspek berjalan dengan lancar sesuai regulasi disertai terciptanya ketepatan waktu atau punctuality pada operasional yang berujung pada peningkatan pelayanan kepada maskapai dan juga penumpang pesawat,” Awaluddin menjelaskan.
Adapun AOCC dilengkapi sejumlah modul seperti:
1. Airport Operation Database (AODB) - berfungsi menyimpan data operasi kebandarudaraan
2. Airport Management System (AMS), dan Resources Management System (RMS) - berfungsi memonitor dan mengendalikan operasional bandara beserta pengaturan penggunaan resources semisal parking stands, boarding lounge, dan check-in counter.
3. Network Management System (NMS) - menampilkan kinerja jaringan dan perangkat teknologi informasi dalam mengelola serta mendistribusikan data operasi ke sejumlah stakeholder,
4. Airport Security System (ASS),
6. Facility Engineering Management System (FEMS) - berfungsi untuk memonitor, mengendalikan dan mengelola kehandalan fasilitas-fasilitas utama bandara.
Di samping modul-modul tersebut, fasilitas yang terdapat di AOCC antara lain CCTV room, Emergency Situation Room, Meeting Room, dan Airport People Movers System Control Room.
“AOCC juga merupakan pusat koordinasi seluruh stakeholder bandara seperti maskapai, imigrasi, bea dan cukai, karantina, otoritas bandara, tenant, kepolisian, transportasi antarmoda, operator kargo, dan sebagainya, sehingga sesuai dengan konsep dalam industri bandara dikenal dengan Airport Collaboration Decision Making atau A-CDM,” ujar Muhammad Awaluddin.
Sementara itu Direktur Keselamatan, Keamanan, dan Standardisasi AirNav Indonesia Yurlis Hasibuan mengatakan, “Airnav mendukung penuh pembentukan AOCC ini. Kami siap mengintegrasikan sistem yang dimiliki Airnav dengan sistem di AOCC guna mendukung keselamatan dan keamanan."
Kasubdit Penyelenggaraan dan Pelayanan Bandara Udara Kementerian Perhubungan Agustono mengatakan, “AOCC perlu menyatukan SOP di antara stakeholder, kami juga akan mendukung dari sisi regulasi terkait dengan pendirian AOCC ini.”
SHIA dengan jumlah penumpang pesawat mencapai sekitar 60 juta orang per tahun merupakan bandara tersibuk di Indonesia, di mana saat ini AP II tengah melakukan berbagai pengembangan di bandara tersebut guna meningkatkan daya saing diantara bandara-bandara lain di kawasan Asean. Pengembangan yang dilakukan di samping pembangunan secara fisik juga mencakup pembangunan sistem teknologi informasi guna menjadikan bandara ini sebagai Smart Airport.
Sebanyak 1.300 pergerakan pesawat per
hari atau 76 pergerakan pesawat per jam dengan jumlah penumpang sekitar 760.000
per hari, dan akan semakin tumbuh ke depannya, SHIA membutuhkan pendekatan dari sisi teknologi informasi guna
memastkan kelancaran operasional dan tetap terjaganya pelayanan sehingga
prioritas pembangunan AOCC ada di bandara ini.
Kegiatan bertema “Children At Your Services” adalah program kolaborasi IAS dengan UNICEF dengan memperkenalkan profesi-profesi dunia aviasi kepada anak-anak.
…DetailsBisnis jasa kurir/ekspedisi yang tahan banting bahkan ketika krisis, melaju pesat dan mencatatkan pertumbuhan dua digit selama beberapa tahun terakhir
…DetailsKerjasama ini adalah langkah strategis kedua maskapai beri nilai tambah pengguna jasanya sekaligus mendukung pertumbuhan aktivitas bisnis dan pariwisata kedua negara
…DetailsKehadiran cabang utama ini memainkan peran penting dalam membantu pelaku usaha lokal memperluas distribusi produk, di pasar lokal maupun nasional
…Details